Mirip dengan planet yang berbaris, sebuah peristiwa unik telah terjadi di Wall Street dalam beberapa minggu terakhir. Yakni, kita telah menyaksikan dua tren terpanas yang saling berpotongan: kecerdasan buatan (AI) dan saham yang melakukan pembagian.
Pembagian saham dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar secara publik sebagai cara dangkal untuk mengubah harga saham dan jumlah saham yang beredar. Pembagian saham tidak memiliki dampak pada nilai pasar perusahaan atau kinerjanya.
Sumber gambar: Getty Images.
Dua variasi pembagian saham yang diumumkan oleh perusahaan dikenal sebagai “forward” dan “reverse.” Dengan pembagian forward, sebuah perusahaan berusaha membuat sahamnya lebih terjangkau secara nominal bagi investor sehari-hari. Sementara itu, pembagian saham mundur dirancang untuk meningkatkan harga saham perusahaan, seringkali dengan tujuan memastikan agar memenuhi standar pencatatan minimum di bursa saham utama.
Sebagian besar investor cenderung fokus pada pembagian saham forward, karena perusahaan yang melakukan pembagian forward memiliki reputasi untuk lebih inovatif dan lebih berhasil dibandingkan dengan pesaing mereka dalam jangka panjang.
Sementara itu, kecerdasan buatan sedang dipandang sebagai inovasi terpanas sejak penyebaran internet ke kehidupan sehari-hari tiga dekade yang lalu. Menurut para peneliti di PwC, AI dapat menambahkan perkiraan $15,7 triliun pada ekonomi global pada tahun 2030. Investor profesional dan sehari-hari tentu tidak akan mengabaikan angka sebesar ini, meskipun bisnis masih dalam tahap awal untuk memahami bagaimana memanfaatkan teknologi ini untuk mengembangkan penjualan dan keuntungan mereka.
Artikel ini diterjemahkan oleh Google Translate.