Pertumbuhan India Lampaui Perkiraan, Pabrik Tak Terpengaruh Tarif Trump

Ekonomi India tumbuh dengan sangat cepat, yang tercepat dalam enam kuartal terakhir. Ini menunjukkan bahwa ekonomi India kuat, meskipun ada masalah dengan tarif tinggi dari Presiden Amerika Donald Trump.

Produk Domestik Bruto (PDB) naik 8,2% dari Juli sampai September dibandingkan tahun lalu. Angka ini lebih baik dari perkiraan semua ahli ekonomi. Sebelumnya, pada kuartal April-Juni, pertumbuhannya adalah 7,8%.

Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan angka PDB ini “sangat menggembirakan”. Dia bilang ini berkat kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan.

Karena berita baik ini, hasil obligasi pemerintah naik. Pasar berpikir Bank Sentral India mungkin tidak akan menurunkan suku bunga minggu depan.

Pertumbuhan manufaktur dan jasa keuangan yang kuat adalah penyebab utama pertumbuhan ini. Beberapa analis bilang pemotongan suku bunga sebelumnya oleh bank sentral juga membantu.

Pertumbuhan untuk satu tahun penuh sekarang diperkirakan paling sedikit 7%. Ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang 6,3%-6,8%.

Namun, banyak ekonom tidak yakin momentum ini akan terus berlanjut. Ketidakpastian mengenai perjanjian dagang dengan AS masih menjadi masalah besar. India belum menandatangani perjanjian dagang dengan Washington dan terkena tarif 50%.

Modi mencoba mendongkrak pertumbuhan dengan meningkatkan pengeluaran konsumen dan bisnis. Pemerintahnya memotong pajak pada September, yang meningkatkan permintaan sebelum musim festival. Konsumsi pribadi melonjak 7,9%. Sektor manufaktur tumbuh 9,1%.

Tapi, pengeluaran pemerintah turun 2,7% karena pemotongan pajak mengurangi pendapatan negara.

Beberapa ekonom memperingatkan bahwa lonjakan permintaan selama musim festival mungkin tidak akan bertahan lama. Data pertumbuhan juga mungkin terpengaruh oleh efek statistik.

Jika perjanjian dagang dengan AS tetap mandek, ini akan membebani prospek ekonomi. Ekspor India sudah menurun hampir 12% pada Oktober.

MEMBACA  3 Saham Pertumbuhan yang Dapat Membantu Membuat Kekayaan Anda

Dana Moneter Internasional (IMF) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan India untuk tahun depan menjadi 6,2%, dengan asumsi tarif AS yang tinggi akan tetap berlaku.

Meskipun begitu, pejabat India mengatakan mereka optimis bisa menyelesaikan kesepakatan awal dengan AS pada bulan depan untuk menurunkan tarif.