Conflux Network, yang mengklaim sebagai satu-satunya operator blockchain publik yang patuh aturan di China daratan, diizinkan untuk bereksperimen dengan stablecoin yuan lepas pantai. Menurut pendirinya, ini dilakukan karena Beijing ingin dapat posisi yang aman dalam tatanan keuangan global yang baru.
Conflux dapat ‘lampu hijau’ diam-diam dari pihak berwenang China untuk mengeksplorasi pengembangan stablecoin yuan lepas pantai. Mereka menargetkan untuk menerbitkan token senilai hingga 300 juta yuan (AS$42,1 juta) di blockchain mereka akhir tahun ini, kata pendirinya Fan Long dalam sebuah wawancara.
“Sebelumnya, kami tidak diberikan kesempatan seperti ini,” kata Long. “Tapi sekarang kami dapat, kami harap bisa membangun volume tertentu dan yang lebih penting, mulai mengatasi beberapa masalah yang nyata.”
Stablecoin adalah token kripto yang dirancang untuk mempertahankan nilai tetap, biasanya disamakan dengan mata uang fiat seperti dolar AS. Awalnya populer di kalangan trader kripto, stablecoin sekarang memainkan peran lebih besar dalam perdagangan karena memungkinkan penyelesaian lebih cepat dan biaya lebih rendah.
Seorang karyawan menghitung uang kertas 100-yuan di sebuah bank di Beijing pada 14 November 2024. Foto: AFP
Peraturan yang diperkenalkan tahun ini, termasuk Genius Act di AS dan rezim perizinan stablecoin baru di Hong Kong, diprediksi akan mendorong penerimaan mainstream untuk token ini. Ahli China telah menyerukan Beijing untuk mengembangkan stablecoin yang dipatok ke yuan lepas pantai untuk memajukan internasionalisasi mata uang China.
Menurut Long, sikap China terhadap stablecoin berubah setelah AS mulai merangkul aset digital. Long juga seorang profesor madya di Departemen Ilmu Komputer University of Toronto.
“Saya pikir sudah jelas bahwa China telah memasuki fase di mana mereka berniat untuk bertindak pada stablecoin tetapi belum menentukan bagaimana cara melakukannya,” kata Long. “Ini berbeda dengan larangan langsung yang sebelumnya.”
Fan Long, pendiri Conflux Network. Foto: Handout
Long mengatakan, sementara pemerintah China menyadari bahwa stablecoin menantang kebijakan kontrol modal mereka, mereka juga melihat situasi “Swift 2.0” sedang terbentuk, mengacu pada sistem perbankan global.
Long mengatakan pemikiran China adalah, “jika saya berpartisipasi sekarang, saya mungkin bisa membantu membentuk aturannya, dan jika tidak, saya berisiko tertinggal jauh”.
“Kebijakan aset digital China akan menjadi lebih terbuka, baik secara aktif maupun pasip,” tambahnya.
Bulan lalu, perusahaan Hong Kong AnchorX, yang mengatakan mereka memegang lisensi stablecoin dari Otoritas Jasa Keuangan Astana di Kazakhstan, meluncurkan stablecoin yuan lepas pantai bernama AxCNH. Mereka menggunakan teknologi blockchain Conflux.
AxCNH akan memfasilitasi pembayaran dan penyelesaian lintas batas untuk perusahaan China lepas pantai dan negara-negara yang terlibat dalam Belt and Road Initiative, kata perusahaan itu saat mengumumkan produk tersebut bulan lalu di Belt and Road Summit di Hong Kong, sebuah konferensi tahunan yang diadakan oleh pemerintah kota itu.
“Banyak perusahaan China sudah merasa terpaksa menggunakan stablecoin untuk berbagai alasan, seperti sanksi atau sekadar ketidaknyamanan di beberapa tempat,” kata Long. “Kami harap pada akhir tahun ini kami dapat membantu menyelesaikan beberapa masalah ini.”
Conflux yang berbasis di Shanghai didirikan pada tahun 2018 sebagai “lembaga penelitian dan pengembangan tipe baru”, dengan Komisi Sains dan Teknologi Shanghai sebagai otoritas pengawasnya. Mereka menyebut diri mereka sebagai operator satu-satunya blockchain publik yang patuh regulasi di China.
Namun, latar belakang perusahaan ini membuat mereka diawasi ketat oleh AS di tengah memburuknya hubungan bilateral. Pada tahun 2023, dua anggota parlemen AS mengusulkan RUU yang bertujuan melarang lembaga federal menggunakan jaringan blockchain yang dikembangkan China atau melakukan bisnis dengan perusahaan terkait, termasuk Conflux dan Blockchain-based Service Network.
Saat itu, Long menulis di media sosial bahwa kepatuhan “tidak berarti ada kontrol pemerintah”, dan berkomentar bahwa “Capitol Hill selalu mengulang drama AS-China itu”.
Stablecoin yuan lepas pantai saat ini adalah fokus utama bagi Conflux, karena perusahaan selalu percaya bahwa itu adalah “hal yang paling mendasar dan bermakna”, menurut Long. Conflux mendukung setidaknya tiga perusahaan, termasuk AnchorX, dalam rencana mereka untuk menerbitkan stablecoin yuan lepas pantai di blockchain-nya, tambah Long.
Artikel ini pertama kali muncul di South China Morning Post (SCMP), suara paling otoritatif melaporkan tentang China dan Asia selama lebih dari satu abad. Untuk lebih banyak cerita SCMP, silakan jelajahi aplikasi SCMP atau kunjungi halaman Facebook dan Twitter SCMP. Hak Cipta © 2025 South China Morning Post Publishers Ltd. Seluruh hak cipta.
Hak Cipta (c) 2025. South China Morning Post Publishers Ltd. Seluruh hak cipta.