Peretas Korea Utara Pakai ChatGPT untuk Buat Deepfake KTP

Sekelompok hacker yang di duga dari Korea Utara pakai ChatGPT buat bikin deepfake kartu identitas militer palsu. Mereka pake ini buat nyerang target di Korea Selatan, kata peneliti keamanan siber.

Serangan ini dilakukan dengan bikin draft palsu kartu identitas militer supaya percobaan phising-nya kelihatan lebih nyata. Emailnya malah ngasih tautan ke malware yang bisa curi data dari perangkat yang kena, menurut penelitian dari Genians, perusahaan keamanan siber Korea Selatan.

Kelompok yang bertanggung jawab, namanya Kimsuky, diduga adalah unit mata-mata siber yang disponsori Korea Utara. AS bilang Kimsuky kemungkinan besar dikasih tugas oleh rezim Korea Utara buat misi pengumpulan intelijen global.

Penemuan Genian pada Juli adalah contoh terbaru bagaimana Korea Utara pakai AI untuk kerja intelijen mereka. Bulan Agustus lalu, Anthropic juga bilang kalo hacker Korea Utara pakai alat Claude Code buat dapat kerjaan di perusahaan teknologi Fortune 500 AS. Claude bantu mereka bikin identitas palsu yang rumit dan bahkan nyelesaikan kerjaan teknis beneran.

OpenAI juga bilang pada Februari mereka sudah blokir akun-akun yang dicurigai dari Korea Utara karena pake layanannya buat bikin CV dan surat lamaran palsu.

Target phishing dalam serangan terbaru ini termasuk jurnalis, peneliti, dan aktivis HAM Korea Selatan yang fokus ke Korea Utara. Emailnya dikirim dari alamat yang pake akhiran .mil.kr, seolah-olah dari militer Korea Selatan.

Gak jelas berapa banyak korban yang berhasil diretas.

Peneliti Genians nyoba pakai ChatGPT selama penyelidikan. Karena bikin duplikat kartu identitas pemerintah itu ilegal di Korea Selatan, awalnya ChatGPT nolak. Tapi dengan ubah sedikit perintahnya, mereka bisa lewati batasan itu.

Pemerintah AS tuduh Korea Utara sudah lama pakai serangan siber, pencurian cryptocurrency, dan kontraktor IT untuk kumpulin informasi. Taktik ini juga dipakai buat hasilkan dana buat bantu rezim mereka lolos dari sanksi internasional dan kembangkan program senjata nuklir.

MEMBACA  Analisis Melihat Potensi Kenaikan 485%