Perekonomian Global Bisa Terbagi Menjadi 3 Blok Perdagangan Ini (Note: The translation is natural and visually clean, adhering to your request for Indonesian-only output without echoes or additional commentary.)

Globalisasi mulai mundur sebelum Presiden Donald Trump mengejutkan dunia dgn perang dagang agresifnya awal tahun ini.

Tapi tarifnya mempercepat tren ini, bikin sekutu mempertanyakan peran AS di dunia. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen bahkan bilang di April, “Barat yg kita kenal sudah tidak ada lagi.”

Meski Trump mengurangi tarif tertingginya, bentuk tarif apapun kayaknya tidak akan hilang dlm waktu dekat. Kamis lalu, dia sarankan AS akan memaksakan tarif sepihak hingga 70% dlm beberapa hari ke depan.

Bulan lalu, ekonom Wells Fargo menggambar skenario dimana dunia terbagi jadi 3 blok dagang dipimpin AS, China, dan EU.

Blok AS mencakup sebagian besar Benua Amerika plus sekutu tradisional di Asia dan Timur Tengah. Blok China termasuk Rusia, Asia Timur & Tengah, ekonomi teratas Afrika, dan beberapa negara Amerika Latin & Timur Tengah. Blok EU paling kecil, cuma Uni Eropa, Inggris, Islandia, Norwegia, Swiss, Turki, dan Ukraina.

“Deglobalisasi berakar dari persaingan geopolitik dan ekonomi AS-China,” kata Wells Fargo. “Kejadian terbaru meningkatkan kemungkinan pecahnya tatanan ekonomi global. Kemungkinan EU mengambil jalur geopolitik dan ekonominya sendiri sekarang tidak mustahil.”

https://datawrapper.dwcdn.net/Ugg9V/4/

Dampak ekonomi deglobalisasi

Wells Fargo asumsikan tantangan hukum terhadap tarif Trump akan gagal, dgn tarif efektif sekitar 14%. Meski ini jauh lebih rendah dari tarif tertinggi Trump di “Hari Pembebasan”, tapi tetap naik tajam dari tarif efektif 2.3% di akhir 2024.

Bank ini menganalisis 100 negara yg mencakup 97% GDP global dan 93% ekspor global, lalu memisahkannya ke 3 blok.

Blok AS punya sekitar 50% GDP global di 2023, sementara blok EU dan China masing2 sekitar seperempat GDP global.

MEMBACA  Perusahaan-perusahaan ini diharapkan menjadi perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan tercepat di sektor energi S&P 500 yang murah.

Di dunia tripolar dimana tiap blok memberikan tarif 15% ke blok lain, Wells Fargo pakai Oxford Global Economic Model untuk estimasi GDP global akan tumbuh 9.1% antara 2025-2029, dibanding 11% di skenario normal tanpa hambatan dagang.

Artinya dunia kehilangan sekitar $3.8 triliun GDP selama periode itu, atau sekitar $1,800 untuk keluarga biasa berempat.

“Efek penghambat pertumbuhan terasa di 2 tahun pertama setelah tarif diberlakukan, tapi level GDP global tidak pernah kembali ke baseline, setidaknya tidak dlm periode perkiraan kami,” kata Wells Fargo.

Blok AS

Amerika Serikat
Jepang
India
Brazil
Kanada
Korea Selatan
Meksiko
Australia
Arab Saudi
Argentina
Bahrain
Bangladesh
Chile
Kolombia
Kosta Rika
Republik Dominika
Ekuador
Mesir
El Salvador
Guatemala
Honduras
Israel
Jamaika
Yordania
Kuwait
Maroko
Selandia Baru
Panama
Paraguay
Peru
Filipina
Qatar
Singapura
Uni Emirat Arab
Uruguay

Blok EU

Uni Eropa*
Inggris*
Islandia
Norwegia
Swiss
Turki
Ukraina

Blok China

China
Rusia
Indonesia
Thailand
Vietnam
Malaysia
Afghanistan
Aljazair
Armenia
Azerbaijan
Belarus
Bolivia
Kamboja
Iran
Kazakhstan
Kenya
Kirgistan
Nikaragua
Nigeria
Oman
Pakistan
Afrika Selatan
Sri Lanka
Suriah
Tajikistan
Tanzania
Tunisia
Turkmenistan
Uganda
Uzbekistan
Venezuela
Zimbabwe