Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra minta maaf hari Kamis karena pembicaraan teleponnya yang bocor dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen. Ini menyebabkan kemarahan banyak orang dan membuat pemerintahannya hampir runtuh.
Partner koalisi utamanya sudah keluar dan banyak yang minta dia mundur atau adakan pemilu. Situasi ini bikin Thailand tidak stabil lagi padahal mereka sedang berusaha memperbaiki ekonomi dan menghindari tarif dagang dari Presiden AS Donald Trump.
Partai konservatif Bhumjaithai keluar hari Rabu, bilang tindakan Paetongtarn dalam pembicaraan itu merusak martabat negara dan tentara.
Di bawah tekanan, Paetongtarn—anak dari Thaksin Shinawatra, politikus paling berpengaruh tapi kontroversial di Thailand—minta maaf di konferensi pers bersama pimpinan militer dan partainya Pheu Thai.
“Saya minta maaf atas rekaman pembicaraan saya dengan pemimpin Kamboja yang bikin publik marah,” kata Paetongtarn.
Dalam rekaman itu, Paetongtarn membahas sengketa perbatasan dengan Hun Sen—yang sudah bukan PM Kamboja sejak 2023 tapi masih punya pengaruh besar. Dia menyebut Hun Sen “paman” dan bilang komandan tentara di timur laut Thailand sebagai “lawan”, yang bikin banyak kritik di media sosial.
Kehilangan 69 anggota parlemen dari Bhumjaithai bikin Paetongtarn nyaris tidak punya suara mayoritas. Pemilu cepat mungkin terjadi—hanya 2 tahun setelah pemilu terakhir Mei 2023.
Dua partai koalisi lain, United Thai Nation dan Partai Demokrat, akan rapat untuk bahas situasi ini hari Kamis.
Paetongtarn berharap permintaan maaf dan kerjasama dengan militer cukup untuk bikin mereka tetap mendukung.
Kalau salah satu partai keluar, pemerintahannya bisa jatuh dan mungkin ada pemilu atau koalisi baru.
Tuntutan mundur
Tentara Thailand dalam pernyataannya bilang Panglima Jenderal Pana Claewplodtook “berkomitmen pada demokrasi dan melindungi kedaulatan negara”.
Militer selalu punya peran besar di politik Thailand, dan politisi biasanya hati-hati agar tidak bikin mereka marah.
Thailand udah alami belasan kudeta sejak 1932, dan krisis sekarang memicu rumor mungkin ada kudeta lagi.
Kalau Paetongtarn dikudeta, dia akan jadi anggota ketiga keluarganya—setelah tante Yingluck dan ayah Thaksin—yang dijatuhkan militer.
Partai Oposisi utama, People’s Party, yang menang paling banyak kursi di 2023 tapi diblokir senator konservatif, minta Paetongtarn adakan pemilu.
“Apa yang terjadi kemarin adalah krisis kepemimpinan yang hancurkan kepercayaan masyarakat,” kata pemimpin People’s Party Natthaphong Ruengpanyawut.
Partai Palang Pracharath, yang dulu memerintah sampai 2023, bilang rekaman bocor itu tunjukkan Paetongtarn lemah dan tidak berpengalaman.
Ratusan demonstran anti-pemerintah, termasuk mantan anggota gerakan “Kaus Kuning” anti-Thaksin, demo di depan Gedung Pemerintah hari Kamis minta Paetongtarn mundur.
Koalisi tidak nyaman
Paetongtarn, 38 tahun, mulai jadi PM Agustus 2024 dengan koalisi tidak stabil antara Pheu Thai dan partai konservatif pro-militer yang selama 20 tahun terakhir sering melawan ayahnya.
Ketegangan dalam koalisi meledak minggu lalu saat Pheu Thai mencoba ambil jabatan menteri dalam negeri dari pemimpin Bhumjaithai Anutin Charnvirakul.
Kehilangan Bhumjaithai bikin koalisi Pheu Thai cuma punya sedikit lebih banyak suara dari 248 yang dibutuhkan untuk mayoritas.
Pertarungan antara kelompok pro-kerajaan dan gerakan politik Thaksin sudah mendominasi politik Thailand lebih dari 20 tahun.
Thaksin, 75 tahun, masih dapat dukungan besar dari masyarakat pedesaan yang hidupnya membaik berkat kebijakan populernya di tahun 2000-an.
Tapi dia dibenci elite Thailand yang anggap pemerintahannya korup, otoriter, dan tidak stabil.
Pemerintah Pheu Thai sudah kehilangan satu PM sebelumnya, Srettha Thavisin, yang dipecat pengadilan tahun lalu dan digantikan Paetongtarn.