Wall Street pikir mereka sudah tahu semua tentang Perang Dagang Presiden Donald Trump, tapi minggu ini muncull kekhawatiran bahwa investor mungkin salah.
Pasar mengabaikan risiko tarif karena mengira Trump akan mundur seperti biasanya, yg dikenal sebagai perdagangan TACO.
Ini membuat saham mencapai rekor tertinggi baru-baru ini, bangkit dari jatuhnya akibat tarif “Hari Kemerdekaan” di April.
Tapi Trump malah pakai kenaikan saham itu sebagai alasan untuk terus naikin tarif. Dia bilang ke NBC News, “Tarif diterima dengan baik. Saham capai rekor hari ini.”
Dia juga usul tarif dasar 15-20%, lebih tinggi dari 10% skrg. Sepanjang minggu, dia terus kirim surat ke mitra dagang AS, ancam tarif tinggi mulai 1 Agustus kalo ga ada kesepakatan. Sabtu lalu, dia ancam Uni Eropa & Meksiko dgn tarif 30%.
Meski surat2 ini dianggap taktik nego, saham udh turun dari rekor karena keraguan soal TACO trade.
“Pasar kayaknya percaya Trump bakal mundur lagi,” kata Capital Economics. “Kita ga yakin.” Trump ga lanjutin tarif balasan Rabu lalu, tapi deadline 1 Agustus cuma kasih waktu beberapa minggu buat hindari tarif tinggi.
Dia jg lanjutin tarif sektor spesifik, kaya 50% utk tembaga & ancaman 200% utk obat2an impor. Saham belum jatuh seperti April lalu, mungkin karena TACO trade.
Tapi ini berbahaya, krn dulu Trump mundur gara2 pasar jatuh. Kalo ga ada tekanan, dia bisa lebih berani sekarang. CEO JPMorgan Jamie Dimon peringatin investor yg mulai santai soal risiko tarif Trump.
Bank of America bilang pasar gagal melawan tarif Trump, sebut ini “permainan tak berujung”. Kalo saham ga bereaksi, kepercayaan konsumen juga ga terganggu, tapi Trump bisa lebih agresif.
“Pertanyaannya, berapa lama aset berisiko bisa tahan sebelum jatuh, dan berapa lama Trump tahan sbelum mundur seperti April lalu,” kata BofA. “Ini kayak lingkaran antara Trump dan pasar.”