Foto: The Iced Coffee Hour/YouTube
Moneywise dan Yahoo Finance LLC mungkin dapat komisi atau penghasilan dari tautan dalam konten ini.
Ben Mallah, seorang pengusaha properti dan selebriti YouTube, adalah contoh sukses dari nol ke kaya. Dibesarkan di lingkungan kurang mampu di Queens, New York, ia berhasil membangun kerajaan properti senilai $500 juta.
Perjalanan Mallah dimulai dengan kejelian melihat peluang yang diabaikan orang lain, dimulai dari "lingkungan keras di Oakland" di mana ia berinvestasi di properti yang "tidak diinginkan siapa pun."
Kini, kerajaan Mallah telah berkembang jauh dari awal yang sederhana itu.
Dalam penampilannya di podcast The Iced Coffee Hour bersama Graham Stephan dan Jack Selby, Mallah menjelaskan inti portofolionya saat ini: "Sekarang, kami memiliki portofolio besar yang saya sebut ‘properti kebutuhan’ atau ‘properti esensial’."
Dia menambahkan, "Saya suka ritel, tapi ritel yang tidak bisa diganggu internet atau Amazon. Saya suka makanan, layanan kebutuhan seperti salon, restoran kuat, dokter gigi, medis… hal-hal yang tidak bisa dilakukan orang secara online."
Mallah mengaku pernah punya peluang berinvestasi di mal, tapi memilih tidak melakukannya karena risikonya besar.
"Dulu ada kesempatan beli mal, tapi saya takut. Saya lebih suka properti kebutuhan," katanya.
Di tengah gempuran e-commerce terhadap ritel tradisional, fokus Mallah pada layanan esensial yang membutuhkan kehadiran fisik menjadi contoh ketahanan bisnis. Dengan berinvestasi di bisnis kebutuhan dasar, ia membangun portofolio yang tahan terhadap perubahan pasar. Kabar baiknya? Anda tak butuh $500 juta untuk meniru strateginya.
Investasi di Properti Berbasis Toko Kelontong
Investasi di properti yang memiliki toko kelontong menawarkan stabilitas bagi investor pintar.
Bayangkan supermarket favorit Anda—yang selalu Anda kunjungi setiap minggu. Sudah berapa lama di lokasi yang sama? Mungkin puluhan tahun. Konsistensi ini menunjukkan daya tarik sektor ini.
Tak seperti gedung perkantoran, properti kebutuhan melayani kebutuhan harian masyarakat.
Properti dengan toko kelontong dan layanan esensial biasanya menarik penyewa jangka panjang, memberikan aliran pendapatan lebih stabil.
Dulu, sektor ini hanya untuk investor besar. Sekarang, semakin terjangkau.
Misalnya, platform seperti First National Realty Partners (FNRP) memungkinkan investor terakreditasi berinvestasi di properti berbasis toko kelontong dengan modal minimal $50.000—tanpa repot mengelola properti sendiri.
Properti FNRP disewakan ke merek nasional seperti Whole Foods, Kroger, dan Walmart. Berkat sewa Triple Net (NNN), investor dapat menikmati pendapatan stabil tanpa biaya terkait penyewa.
Opsi lain adalah REIT (Real Estate Investment Trust). Misalnya, Slate Grocery REIT (SRRTF) memiliki 116 properti, 95%-nya berbasis toko kelontong. REIT memungkinkan investasi pasif dengan diversifikasi di properti kebutuhan.
Investasi di Properti Perumahan
Perumahan, seperti toko kelontong, adalah bagian penting dari properti kebutuhan. Orang selalu butuh tempat tinggal, membuat investasi ini stabil.
AS saat ini kekurangan 4,5 juta rumah (data Zillow 2024). Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan, "Masalah utamanya adalah kita kurang pasokan rumah."
Kesempatan ini bisa dimanfaatkan investor. Anda tak harus beli rumah langsung—platform seperti Arrived memungkinkan Anda beli saham properti sewaan tanpa modal besar atau repot mengelolanya.
Dengan Arrived, Anda bisa investasi di rumah sewa terpilih, dapat pendapatan sewa tanpa urus perawatan.
Untuk investor terakreditasi, Homeshares membuka akses ke pasar ekuitas rumah AS senilai $36 triliun—biasanya didominasi investor institusional. Dengan modal minimal $25.000, Anda bisa investasi di ratusan rumah di kota-kota besar AS tanpa repot beli atau kelola properti.
Target imbal hasilnya 14-17%, menjadikannya pilihan menarik untuk investasi pasif.
Alternatif lain adalah REIT seperti American Homes 4 Rent (AMH) untuk rumah tunggal atau Equity Residential (EQR) untuk apartemen di kota besar.
Artikel ini hanya informasi, bukan saran investasi. Gunakan dengan bijak.