MILAN (Reuters) – Sebuah pengadilan Italia telah mengakhiri administrasi khusus yang diberlakukan secara dini pada sebuah unit dari grup mode Armani terkait praktik kerja dari subkontraktor yang dimiliki oleh China, demikian disampaikan pada hari Selasa, karena perusahaan telah mengambil semua tindakan korektif yang diperlukan. Giorgio Armani Operations, yang dijelaskan sebagai lengan industri dari grup Armani, ditempatkan di bawah administrasi pengadilan selama setahun pada bulan April setelah sebuah penyelidikan menemukan bahwa perusahaan tersebut telah menyubkontrak pekerjaan di Italia kepada perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh China yang mengeksploitasi pekerja. Selama 10 bulan terakhir, perusahaan telah mengadopsi model organisasi yang diperlukan dan prosedur kontrol pemasok, demikian disampaikan pengadilan Milan dalam sebuah pernyataan.
“Secara rinci, rumah mode tersebut menyelesaikan hubungan dengan pemasok ‘berisiko’ dengan sangat cepat dan juga mengembangkan beberapa praktik terbaik yang mendapat persetujuan pengadilan,” kata hakim. Menurut keputusan bulan April, Giorgio Armani Operations telah mengalihkan produksi tas, ikat pinggang, dan barang-barang kulit kepada dua perusahaan, yang pada gilirannya menyubkontrak pekerjaan tersebut kepada empat perusahaan China dengan bengkel-bengkel di pinggiran Milan.
Giorgio Armani Operations menyambut baik keputusan tersebut dan mengatakan bahwa dua dari banyak pemasoknya “mengkhianati nilai-nilai inti Grup Armani, yang tidak pernah mengejar keuntungan sebagai tujuan itu sendiri dan tidak pernah mengabaikan rasa hormat terhadap pekerja dan konsumen”.
“Seperti juga yang disorot dalam keputusan pencabutan, perusahaan tersebut sudah memiliki sistem kontrol yang terstruktur dan teruji serta perlindungan rantai pasokannya,” demikian disampaikan dalam sebuah pernyataan.
Pada bulan Oktober, pengadilan Milan telah mencabut administrasi yudisial yang diberlakukan pada merek mode Alviero Martini pada Januari 2024.
Selain Alviero Martini dan Armani, hakim juga menempatkan anak perusahaan Italia dari raksasa kemewahan Prancis LVMH, yang membuat tas tangan merek Dior, di bawah bentuk administrasi khusus yang sama, sekali lagi karena kurangnya kontrol atas rantai pasokannya.
Kasus yang menimpa LVMH masih berlanjut, dimulai beberapa bulan kemudian.
Penyelidikan oleh jaksa Italia, khususnya kantor jaksa Milan, selama setahun terakhir telah mengungkap dugaan eksploitasi pekerja dalam rantai pasok mode dan kemewahan. Pengadilan Keadilan Milan mengusulkan pada bulan Juni sebuah skema nasional bagi perusahaan kemewahan untuk meningkatkan pemeriksaan terhadap pemasok untuk memastikan bahwa mereka mematuhi hukum ketenagakerjaan.
(Pelaporan oleh Emilio Parodi, penyuntingan oleh Giselda Vagnoni dan Tomasz Janowski)
\”.