Biasanya, pengusaha harus berani ambil risiko besar untuk memulai bisnis mereka. Misalnya, dengan mengambil uang dari dana pensiun mereka untuk modal, atau berhenti kuliah di universitas ternama untuk fokus sepenuhnya. Danny Rensch, salah satu pendiri Chess.com, memulai kerajaan dengan 235 juta pemain itu justru ketika hidupnya hampir runtuh. Walau awalnya dia anggap visinya tidak realistis, dia akui bahwa sedikit “kebodohan” dirinya itu ternyata berkontribusi pada kesuksesan platformnya.
“Ide bahwa Chess.com bisa menjadi seperti yang kubayangkan mengharuskanku untuk sedikit delusi,” kata Rensch, yang menjabat sebagai Chief Chess Officer, kepada Fortune. Dia merujuk pada kebijaksanaan yang sama seperti temannya, Andy Dunn, pendiri Bonobos. “Keyakinan bahwa kau melihat sesuatu yang belum ada, dan betapa delusinya itu, adalah syarat untuk setiap pengusaha sukses.”
“Sampai tingkat tertentu, ada keajaiban dalam ide bahwa kebutuhan melahirkan genius, karena saat itu aku benar-benar sedang berjuang untuk bertahan hidup.”
Pecinta permainan papan bersejarah ini dari seluruh dunia mengunjungi platformnya setiap hari, bertanding dalam sekitar 26 juta pertandingan harian, dan lebih dari 800 juta per bulan. Pemain-pemain terhebat dunia seperti Magnus Carlsen dan Hikaru Nakamura sering main di Chess.com. Di balik popularitasnya, bisnisnya juga maju. Perusahaan mengatakan nilai perusahaannya melebihi $1 miliar pada 2023—pencapaian luar biasa untuk platform yang dibangun sendiri tanpa dukungan investor ventura.
Tapi jika melihat 20 tahun ke belakang, kehidupan Rensch sangat berbeda. Saat merencanakan bisnis ini di usia 18 tahun, si jenius catur itu sedang terpojok oleh tantangan hidup; karier bermain caturnya terancam dan pernikahannya bermasalah, sementara dia juga berjuang melawan kultus tempat dia dibesarkan. Di masa sulit itu, Rensch masih bisa mengumpulkan akal untuk mewujudkan Chess.com—dan hidupnya bergantung padanya.
“Tidak ada orang yang suka mengatakan ‘rintangan adalah jalannya’ ketika mereka sedang menghadapi gunung yang tak bisa didaki, tapi menurut pandanganku, pilihan yang kau buat pada momen-momen itulah yang akhirnya mendefinisikan dirimu,” kata Rensch. “Aku menerima kenyataan yang kuhadapi, suka atau tidak, dan melakukan semua yang bisa kulakukan untuk menciptakan sesuatu yang ajaib.”
Terpukul oleh keadaan darurat medis yang akhiri karier caturnya
Rensch dapat ide untuk Chess.com ketika dia terbaring di tempat tidur karena cedera serius. Sebelum kejadian itu, calon pengusaha ini sedang berada di puncak karier; Rensch adalah master nasional termuda dalam sejarah Arizona saat itu, dan baru menang kejuaraan catur tingkat SMA nasional. Itu kemenangan terbarunya dalam serangkaian kemenangan—bertahun-tahun setelah dia menang gelar kejuaraan nasional individu pertamanya saat remaja.
Tapi dalam penerbangan pulang dari turnamen catur, gendang telinganya pecah, selamanya mengubah jalur karier yang dulu terasa seperti takdir. “Terpinggirkan dan terbaring di tempat tidur,” remaja 18 tahun itu secara tidak sukarela tersingkir dari dunia catur kompetitif. Selama menjalani prosedur medis, Rensch mulai menghabiskan banyak waktu berselancar di internet.
World Wide Web masih sangat baru, dan dia perhatikan bahwa situs baru, YouTube, sedang cepat mendapatkan popularitas. Pencipta konten dan pengguna sama-sama menemukan komunitas di platform video itu, dan Rensch menginginkan ruang yang sama untuk penggemar catur. Walau hari-hari bermain catur kompetitifnya sudah berakhir, dia menemukan cara lain untuk tetap terhubung dengan permainan itu.
“Kalau melihat ke belakang, mungkin kelihatannya aku sudah melihat masa depan, dan tahu ini waktunya untuk berubah haluan, dan tahu internet akan jadi seperti apa,” kata Rensch. “Tapi sebenarnya, jika itu hanya 1% [alasan kesuksesan], 99% lainnya adalah bertahan dari situasi yang kuhadapi… Aku tidak punya pilihan lain untuk diambil.”
Memutuskan hubungan dengan kultus masa kecilnya dan mendirikan Chess.com
Krisis medis yang mengubah hidup Rensch hanyalah puncak gunung es; cobaan yang dia hadapi sejak kecil terus menyebabkan kekacauan.
Pria yang kini berusia 40 tahun itu pertama kali mengembangkan permainannya sebagai anak ajaib catur sambil dibesarkan dalam Gereja Kesadaran Abadi: sebuah kultus yang dipimpin Trina dan Steven Kamp, berbasis di Arizona. Orang tua Rensch terarik ke kelompok yang dijuluki “Kolektif” ini, di mana anggota masyarakat hutan terpencil itu hidup dari bantuan makanan, dan anak-anak bermain tanpa alas kaki di hutan. Saat baru berusia sembilan tahun, Rensch menemukan kecintaannya pada catur melalui film dokumenter Bobby Fischer. Pemimpin kultus, Steven Kamp, kebetulan juga terobsesi dengan permainan itu—dan cepat menarik Rensch ke dalam orbitnya.
Untuk mengasah keterampilan murid-murid religiusnya, Kamp membentuk tim catur di sekolah dasar dekat permukiman Kolektif di Tonto Village. Kamp menanamkan pada Rensch bahwa catur adalah tujuan hidupnya, memisahkannya dari ibunya di usia 14 tahun demi mengejar kehebatan. Bertahun-tahun, tim catur Shelby School pimpinan Rensch mendominasi permainan secara lokal dan internasional. Tapi kesuksesan itu dibayani dengan penyalahgunaan, dan Rensch mengatakan dia masih berusaha “memahami dan belajar meneliti perasaan-perasaan itu.”
Gereja Kesadaran Abadi sejak itu telah bubar. Tapi saat Rensch yang masih remaja terbaring di tempat tidur dan di ambang meluncurkan Chess.com, kultus itu masih berpengaruh dalam hidupnya.
Pendiri Chess.com ini sejak itu membalikkan arah hidupnya dengan menuruti delusinya. Rensch dan rekan pendirinya, mantan CTO Jay Severson dan CEO sekarang Erik Allebest, membangun perusahaan itu sepenuhnya sendiri setelah “ditolak dan ditertawakan oleh investor ventura.” Platform itu dianggap sebagai mimpi belaka, dan untuk sesaat, Rensch sendiri mengira itu mustahil. Tapi dengan ratusan ribu hingga jutaan pemain baru mendaftar di situs itu setiap bulannya, Chess.com telah membuktikan diri sebagai tempat utama bagi penggemar catur modern.
Halo! Sebagai orang Indonesia, aku mau cerita tentang negara saya.
Indonesia itu sangat besar dan punya banyak pulau. Cuaca disini panas dan lembab, tapi bagus untuk tumbuh-tumbuhan. Kami punya banyak sekali pantai yang cantik dan gunung yang tinggi.
Makanan di sini enak-enak, seperti nasi goreng dan sate. Orang-orangnya ramah dan suka senyum. Sangat suka sekali tinggal disini!