Penasihat Perdagangan Trump Sebut Tarif Tidak Bersifat Permanen Setelah Pengadilan Batalkan Bea Masuk Timbal Balik

Penasehat senior Gedung Putih, Peter Navarro, bilang pada hari Minggu bahwa tarif Presiden Donald Trump tidak permanent. Dia coba menolak keputusan pengadilan federal yang memberikan pukulan besar ke kebijakan perdagangan pemerintah.

Pada Jumat malam, Pengadilan Banding AS memutuskan bahwa sebagian besar tarif timbal balik Trump untuk partner dagang global adalah illegal.

Keputusan ini mendukung putusan sebelumnya dari Pengadilan Perdagangan Internasional. Mereka bilang dasar hukum tarif itu tidak valid karena alasan pemerintah bukan keadaan darurat.

Hakim-hakim menulis bahwa tarif ini "tidak terbatas dalam cakupan, jumlah, dan durasinya."

Pemerintah Trump sedang banding keputusan ini ke Mahkamah Agung. Keputusan Jumat ditunda sampai pertengahan Oktober untuk memberi waktu Mahkamah Agung.

Di acara Fox News, Navarro sebut keputusan pengadilan itu sebagai "ketidakadilan partisan" dan dia yakin pihaknya punya argumen kuat untuk Mahkamah Agung.

Navarro juga bilang defisit perdagangan memang keadaan darurat karena sangat merusak untuk negara ini. Dia juga bilang tarif-tarif itu tidak permanent.

"Hey, pesan untuk pengadilan: kami tidak pernah bilang mereka permanent," katanya.

Navarro menambahkan, tarif akan hilang jika aliran obat illegal dari Cina, Meksiko, dan Kanada berhenti, atau jika defisit perdagangan hilang.

Bulan April lalu, Trump ditanya tentang komentar pejabat pemerintah yang bilang tarif bisa dinegosiasikan dan bahwa mereka permanent.

"Dua-duanya bisa benar," jawabnya. "Bisa ada tarif permanent, dan bisa juga ada negosiasi."

Bulan Mei, Trump juga bilang tarif untuk mobil adalah permanent, tapi keputusan pengadilan Jumat tidak mempengaruhi tarif mobil karena beda hukumnya.

Dia juga puji manfaat jangka panjang dari tarifnya, baru-baru ini menunjuk ke proyeksi 10 tahun yang katanya tarif akan kurangi defisit sebanyak $4 triliun.

MEMBACA  Mengapa Rapid7 (RPD) Merosot pada Tahun 2025?

"Tujuan dari yang saya lakukan terutama untuk bayar utang, yang akan terjadi dalam jumlah sangat besar," kata Trump awal bulan ini.

Memperkenalkan Fortune Global 500 2025, ranking definitif untuk perusahaan-perusahaan terbesar di dunia. Jelajahi daftar tahun ini.