Dani Reiss umurnya 27 tahun waktu dia ambil alih perusahan baju musim dingin milik kakeknya, Canada Goose, di tahun 2001.
Mirip kayak penerus bisnis Arnault dan Murdoch, Reiss jadi pemimpin bisnis senilai $1.6 milyar jauh lebih cepet dibanding karyawan biasa.
Orang kayak “nepo babies” atau “nepo CEOs” sering diremehkan waktu dapet posisi tinggi—perasaan yang Reiss bilang dia tau banget.
“Aku baru nyadar kalo aku pemimpin yang bagus pas umur 30-an,” dia ngaku.
Habisin lulus dari Universitas Toronto jurusan sastra Inggris dan filsafat, Reiss pengen jadi penulis—jauh dari bisnis keluarga, perusahaan bernama “Snow Goose” yg cuma punya pendapatan beberapa juta dolar per tahun.
“Jujur aja aku gak pernah rencana tinggal lama,” dia inget. “Ini cuma kerja sementara sebelum jalan-jalan… Aku mau nulis cerpen.”
Kurang dari 4 tahun kemudian, dia udah pegang perusahaan: “Ayahku (David Reiss) seneng banget pensiun dan biarin aku coba.”
Tentu aja, sejak itu, Canada Goose jadi besar dari yang gak terkenal sampe jadi merek milyaran dolar.
Jaket $1.200-an mereka gak cuma buat orang Kanada di cuaca dingin—dengan 68 toko di seluruh dunia, produk Canada Goose sekarang ada bahkan di tempat panas kayak Miami dan Australia, dipakai sebagai streetwear sama selebriti dan Gen Z.