Buka Editor’s Digest Gratis
Roula Khalaf, Pemimpin FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.
Pemimpin sayap kanan Geert Wilders mundur dari pemerintahan Belanda, bikin negara itu jadi tidak stabil politiknya.
Wilders, yang partainya (PVV) adalah terbesar di koalisi empat partai, bilang dia gak bisa lagi dukung kegagalan mereka buat mengurangi aplikasi suaka.
"Gak ada tanda tangan buat rencana suaka kami, gak ada perubahan di perjanjian koalisi utama. PVV keluar dari koalisi," kata Wilders di media sosial Selasa.
Parlemen Belanda sekarang bisa coba cari koalisi baru dengan mayoritas atau adakan pemilu baru.
Pemerintahan koalisi bertahan 11 bulan dan sering bertengkar.
Wilders gagal jadi perdana menteri, posisi itu dipegang Dick Schoof, mantan kepala intelijen yang belum pernah menang pemilu.
Minggu lalu, Wilders kasih rencana 10 poin buat kurangi migrasi dan minta pemimpin lain tanda tangan. Rencananya termasuk pakai tentara jaga perbatasan, tutup pusat pengungsi, dan pulangkan banyak pengungsi Suriah karena negara itu udah aman setelah rezim Bashar al-Assad jatuh tahun lalu.
Di pembicaraan krisis Senin dan Selasa pagi, tiga pemimpin partai lain nolak rencana yang mereka bilang ilegal.
Dilan Yesilgöz, pemimpin partai terbesar kedua VVD, serang Wilders karena "cuma lakuin apa yang dia mau." "Kita punya mayoritas kanan dan dia hancurin semuanya karena ego," katanya ke wartawan.
Sekutunya, Caroline van der Plas dari Gerakan Petani-Warga, bilang Wilders "gak bertanggung jawab."
"Dia pegang semua kartu bagus tapi malah cabut," katanya di Den Haag.
Rencana Wilders juga mau larang keluarga gabung sama pengungsi yang udah di Belanda.
Wilders dapet ancaman bunuh waktu dia bikin film tahun 2008 yang hubungin ajaran Al-Quran sama serangan teroris 9/11 dan kekejaman lain. Sejak itu, dia tinggal di rumah aman, dijaga polisi, dan sering posting ancaman ke dia online.
Baru-baru ini, Wilders posting di X hasil polling yang tunjukin kebanyakan orang Belanda mau larang Islam di negara itu.
Gerakan sayap kanan di Eropa pakai migrasi sebagai isu, menang kuat di Jerman, Polandia, Austria, Portugal, dan Rumania di pemilu tahun ini. Ultranasionalis Karol Nawrocki terpilih jadi presiden Polandia Minggu lalu.