Di Wall Street, New York, AS, para CEO perusahaan besar bilang investor harus siap untuk penurunan pasar saham lebih dari 10% dalam 12 sampai 24 bulan ke depan. Mereka bilang penurunan seperti itu mungkin bisa jadi hal yang positif.
Menurut Mike Gitlin dari Capital Group, laba perusahaan kuat tapi yang sulit saat ini adalah masalah valuasi (penilaian harga). Dia ngomong ini di sebuah konferensi finansial di Hong Kong.
Pendapatnya didukung sama CEO Morgan Stanley Ted Pick dan David Solomon dari Goldman Sachs. Mereka juga lihat kemungkinan terjadi penjualan besar-besaran dalam waktu dekat dan bilang bahwa penurunan adalah hal yang normal dalam siklus pasar.
Pick bilang, pasar sudah naik jauh, tapi masih ada risiko kesalahan kebijakan di AS dan ketidakpastian geopolitik. Dia bilang, "Ya, pasar terlihat mahal… tapi kenyataannya, risiko sistematis mungkin sudah menyempit."
Dia tambahin bahwa akan ada lebih banyak fokus pada laba perusahaan di tahun 2026 dan akan ada perbedaan yang lebih besar antara perusahaan kuat dan lemah. Pasar untuk saham baru juga aktif di seluruh dunia, dan investor ingin mengambil risiko.
Indeks S&P 500 sekarang diperdagangkan pada 23 kali perkiraan laba ke depan, lebih tinggi dari rata-rata lima tahunnya. Indeks Nasdaq 100 juga punya nilai lebih tinggi.
Kekhawatiran tentang valuasi yang tinggi ini makin kuat setelah saham global berulang kali capai rekor tertinggi tahun ini.
CEO Citadel, Ken Griffin, bilang bahwa pasar paling tidak rasional saat di puncak pasar bull (naik) dan di dasar pasar bear (turun). Dia bilang, saat ini "kita sudah sangat dalam di pasar bull."
Solomon dari Goldman Sachs bilang bahwa "valuasi untuk sektor teknologi sudah penuh," tapi itu tidak berlaku untuk seluruh pasar. Dia menyarankan klien untuk tetap berinvestasi, lihat alokasi portofolio mereka, dan hindari mencoba memprediksi waktu pasar yang tepat.