Buka Editor’s Digest gratis
Roula Khalaf, Pemred FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.
Para CEO perusahaan besar Eropa termasuk Airbus dan BNP Paribas mendesak Brussels untuk menghentikan undang-undang AI (kecerdasan buatan) penting mereka, karena Uni Eropa mempertimbangkan melemahkan aturan utama yang seharusnya berlaku mulai Agustus.
Dalam surat terbuka yang dilihat Financial Times, pimpinan 44 perusahaan besar di Eropa meminta Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk menunda aturan ini selama 2 tahun. Mereka memperingatkan bahwa regulasi tidak jelas dan tumpang tindih bisa ancam daya saing Eropa dalam lomba AI global.
Surat itu bilang aturan rumit EU bikin “ambisi AI Eropa berisik0, karena tidak hanya hambat pengembangan juara Eropa, tapi juga kemampuan semua industri untuk pakai AI di skala yang dibutuhkan dalam persaingan global.” Penandatangannya termasuk bos Carrefour (Prancis) dan Philips (Belanda).
UE menghadapi tekanan kuat dari pemerintah AS, perusahaan teknologi besar (Big Tech), dan kelompok Eropa terkait UU AI mereka yang dianggap paling ketat di dunia.
Lobi terbaru ini muncul saat Brussels rapat penting dengan grup teknologi AS pada Rabu untuk bahas draft aturan yang lebih ringan.
Perdebatan sekarang fokus ke “kode praktik” yang bakal pandu perusahaan AI cara menerapkan aturan buat model canggih seperti Gemini (Google), Llama (Meta), dan GPT-4 (OpenAI). Brussels sudah tunda terbitkan kode ini yang seharusnya Mei, dan kemungkinan aturannya bakal lebih longgar.
Pejabat teknologi UE, Henna Virkkunen, bilang Brussels sedang selesaikan kode praktik sebelum batas Agustus. “Kami akan terbitkan kode praktik sebelum itu untuk bantu industri dan UMKM patuhi UU AI.”
Pejabat di Komisi Eropa dan berbagai negara Eropa diam-diam diskusikan penyederhanaan timeline rumit UU AI. Meski UU ini berlaku Agustus tahun lalu, banyak aturannya baru berlaku di tahun-tahun mendatang.
“Ini contoh klasik ‘regulitis’ yang tidak pertimbangkan hal penting untuk industri, yaitu kepastian hukum,” kata Patrick Van Eecke, Co-Chair praktik cyber, data, dan privasi global di firma hukum Cooley.
Surat dari para CEO, diorganisir oleh EU AI Champions Initiative (badan yang wakili 110 perusahaan lintas industri), bilang penundaan akan kirim “sinyal kuat ke inovator dan investor di seluruh dunia bahwa Eropa serius dengan agenda penyederhanaan dan daya saingnya.”
Pengusaha teknologi Eropa—dan investor ventura yang mendukung mereka—juga kritik UU AI. Surat terpisah dari 30+ pendiri startup AI dan investor Eropa pekan ini sebut UU ini sebagai “bom waktu terburu-buru.”
Pendiri startup khawatir soal kurang kejelasan cara model AI tujuan umum akan diatur, takut aturan berbeda di tiap negara anggota yang lebih mudah dihadapi perusahaan AS kaya raya daripada bisnis lokal kecil.
Direkomendasikan
Banyak bisnis Eropa khawatir UU AI akan buat perusahaan yang pakai atau gabung model bahasa besar ke sistem IT mereka bertanggung jawab atas persyaratan regulasi yang sama seperti Big Tech di area sensitif seperti tanggung jawab hak cipta.
Beberapa perusahaan juga takut ketidakpastian cara aturan ini diterapkan oleh negara anggota bisa halangi perusahaan pakai sistem AI, berisiko kalah saing dari rival di AS atau China.
Komisi Eropa bilang mereka “berkomitmen penuh pada tujuan utama UU AI, termasuk buat aturan berbasis risiko yang harmonis di seluruh UE dan jamin keamanan sistem AI di pasar Eropa.”
Tapi mereka tambah bahwa UE sedang siapkan penyederhanaan aturan digital, jadi “semua opsi masih terbuka untuk dipertimbangkan saat ini.”