OPEC+ Setujui Kenaikan Pasokan Minyak Ketiga Meski Ada Keberatan Rusia

OPEC+ Setuju Naikkan Produksi Minyak Lagi, Rusia Tidak Setuju

OPEC+ sepakat menambah produksi minyak untuk bulan ketiga berturut-turut meskipun Rusia tidak setuju. Keputusan ini membuat harga minyak turun tajam.

Negara-negara penghasil minyak, dipimpin Arab Saudi, setuju dalam rapat virtual Sabtu lalu untuk menambah 411.000 barel per hari di bulan Juli. Kenaikan ini sama dengan kenaikan di Mei dan Juni. Langkah ini menunjukkan perubahan besar dari menjaga harga menjadi menurunkannya.

"OPEC+ sudah tidak bisik-bisik lagi," kata Jorge Leon, analis Rystad Energy A/S. "Mei kasih isyarat, Juni bicara jelas, Juli pakai megafon."

Kenaikan produksi ini didorong keinginan Arab Saudi untuk menghukum anggota seperti Kazakhstan dan Iraq yang produksinya melebihi kuota, merebut kembali pangsa pasar dari pesaing seperti AS, dan memenuhi permintaan Presiden Trump agar harga minyak lebih murah.

Ini kabar baik untuk konsumen menjelang musim panas, tapi berisiko bagi produsen minyak yang bisa mengalami kerugian besar jika harga tetap rendah.

Beberapa anggota OPEC+, termasuk Rusia, Algeria, dan Oman, ingin jeda kenaikan produksi. Perbedaan pendapat ini akan dibahas lagi pada 6 Juli saat mereka rapat menentukan produksi Agustus.

Harga minyak sempat anjlok ke level terendah 4 tahun di April setelah OPEC+ pertama kali umumkan rencana naikkan produksi. Meski harga sudah pulih sedikit, Arab Saudi masih butuh harga di atas $90 per barel untuk menutup defisit anggarannya.

Pasar mungkin lega karena kenaikan produksi Juli tidak lebih besar dari perkiraan. Tapi strategi Arab Saudi untuk disiplinkan anggota yang melanggar kuota tampaknya belum berhasil.

Kazakhstan tetap produksi ratusan ribu barel di atas kuota dan tidak berniat berhenti. Sementara di AS, produksi minyak shale sudah mulai menurun meski Trump ingin produksi lebih banyak.

MEMBACA  Pengebor AS menambah rig minyak dan gas untuk minggu kelima berturut-turut, kata Baker Hughes

OPEC+ sudah setengah jalan dalam rencana tambah produksi 2,2 juta barel per hari. Mereka masih harus putuskan seberapa cepat menambah produksi sisanya.

Beberapa analis bilang ini langkah tepat karena permintaan akan naik saat musim panas, baik di AS maupun Timur Tengah yang butuh lebih banyak AC.

Tapi, harga mungkin akan turun lagi. JP Morgan prediksi harga Brent bisa jatuh ke level $50-an akhir tahun ini karena kelebihan pasokan global.

Cerita ini pertama kali dimuat di Fortune.com