Nasib Kekaisaran Pencarian Google Kini di Tangan Hakim

Google Hadapi Ancaman Besar di Bisnis Pencarian

Google (GOOG, GOOGL) menghadapi tantangan besar saat Hakim Amit Mehta siap memutuskan apakah perusahaan harus memisahkan bisnis pencariannya yang sangat menguntungkan sebagai bagian dari sidang antitrust.

Dalam sidang, Google dan Departemen Kehakiman AS (DOJ) memberikan argumen penutup. DOJ menang di fase awal, dengan Hakim Mehta menyatakan Google melanggar hukum antitrust di pasar pencarian umum dan iklan teks.

DOJ ingin Google menjual browser Chrome, berbagi data pencarian, dan mengakhiri kesepakatan eksklusif yang membuat Google sebagai mesin pencari default di perangkat seluler. Google akan banding, tapi prosesnya bisa memakan waktu tahunan.

Google juga menghadapi sidang antitrust lain terkait bisnis iklan online. Hakim Leonie Brinkema sudah menyatakan Google bersalah di kasus ini pada April.

Jika Mehta setuju dengan usulan DOJ, Google harus mengubah banyak hal di bisnis pencariannya. Chrome adalah browser paling populer berkat Android. Kehilangan Chrome bisa memutus akses Google ke penggunanya.

Google juga punya kesepakatan dengan Apple (AAPL) senilai $20 miliar per tahun agar Google jadi mesin pencari default di Safari. Pemotongan ini akan pengaruhi pendapatan Apple.

Google berargumen bahwa sanksi DOJ terlalu berat dan hanya menguntungkan pesaing seperti Microsoft (Bing). Sementara itu, AI generatif seperti ChatGPT juga mengubah pasar pencarian.

Hakim Mehta diharapkan memberikan keputusan pada Agustus. Google juga harus bersiap untuk sidang terkait bisnis iklan.

Ditulis oleh Alexis Keenan, reporter hukum Yahoo Finance.

MEMBACA  Sistem 11:11 Dianugerahi Sebagai Penyedia Layanan HPE Terbaik di Amerika Utara Oleh Investing.com