Menurut Menteri Keuangan Malaysia: Cara Kami Menghadapi Tarif Trump Tanpa Kepanikan

Hampir semua negara pengekspor utama kena dampak tarif "Hari Pembebasan" dari Presiden Amerika, Donald Trump, pada bulan April. Malaysia juga tidak terkecuali, dapat tarif 24% untuk ekspornya ke AS. Walaupun mungkin tidak separah negara tetangga lainya, ini tetap jadi ancaman yang signifikan buat ekonomi Asia Tenggara.

Tapi, pemerintah Malaysia memberikan respon yang lebih tenang terhadap proteksionisme baru dari AS. Walaupun Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengkritik keputusan Trump, dia juga tidak mau mengambil tindakan balasan terhadap AS. Dia malah coba bangun respon bersama dari negara-negara Asia Tenggara untuk menghadapi langkah Washington.

"Waktu Hari Pembebasan terjadi, kami tidak panik," jelas Amir Hamzah Azizan, Menteri Keuangan Malaysia, hari Senin di Fortune Innovation Forum di Kuala Lumpur. "Kami tidak keluar dan bilang ‘Saya akan ubah target [pertumbuhan] saya’," katanya.

Dia bilang, hubungan dagang Malaysia yang luas dengan negara seperti Singapura, China, dan AS bantu mereka hadapi guncangan dari satu negara manapun. "Ekonomi Malaysia punya diversifikasi yang sangat dalam," jelasnya. Dia mencatat tidak ada pasar yang menguasai lebih dari 30% dari total ekspor negara itu.

Akhir Oktober, AS setuju untuk turunkan tarif untuk barang-barang Malaysia jadi 19%, sebagai tukaran dengan Malaysia yang akan atur halangan non-tarif untuk barang AS dan beri akses pasar yang lebih baik. Malaysia juga dapat pembebasan tarif untuk ekspor penting seperti minyak sawit, karet, suku cadang pesawat, obat-obatan, dan ekspor kunci lainnya. Dan walaupun tarif untuk Malaysia masih lebih tinggi dari sebelum Hari Pembebasan, tarif yang lebih tinggi untuk ekonomi lain seperti China bisa buat rantai pasok pindah ke negara Asia Tenggara ini.

MEMBACA  Indonesia Berupaya Menjadi Destinasi Investasi AI: Menteri

Menyeimbangkan Anggaran

Malaysia punya kuartal ketiga yang kuat, dengan pertumbuhan GDP 5.2%, dan defisit fiskal 3.8%, jauh lebih rendah dari 6.4% saat pandemi COVID. Malaysia pakai stimulus fiskal selama tahun-tahun krisis itu untuk stabilkan ekonomi dan lindungi masyarakat rentan, tapi Amir Hamzah bilang level pengeluaran seperti itu tidak bisa diteruskan.

Sebagai gantinya, Malaysia perlu punya kedisiplinan keuangan dan investasi yang tepat sasaran yang hasilnya kembali ke masyarakat, dalam pendekatan yang Menteri Keuangan sebut "mengangkat langit-langit, mengangkat lantai". Malaysia telah buat keputusan sulit untuk seimbangkan anggaran, termasuk naikkan beberapa pajak dan kurangi subsidi solar dan BBM.

Tapi, Amir Hamzah catat bahwa hanya 15% orang Malaysia terkaya yang laporkan kenaikan tagihan listriknya, yang dia katakan sebagai bagian dari transisi energi negara.

"Kami punya arah yang jelas ke depan untuk bagaimana kami akan transisikan ekonomi ke tenaga yang lebih hijau," kata Amir Hamzah. Ini termasuk lebih banyak pakai energi terbarukan seperti tenaga surya dan air, serta impor listrik bersih melalui jaringan listrik ASEAN yang diperluas.

Malaysia juga akan dorong pusat data yang banyak makan listrik untuk operasi lebih efisien dan pakai lebih sedikit air, katanya.

Amir Hamzah berterima kasih pada pengalaman bisnisnya di perusahaan minyak besar seperti Shell dan Petronas untuk pendekatan berbasis data dalam selesaikan masalah. "Yang saya bawa adalah kemampuan untuk kita benar-benar lihat data mentah [dan] mulai buat keputusan berdasarkan apa yang perlu kita lakukan," ujarnya.

Naik ke Rantai Nilai yang Lebih Tinggi

Malaysia sangat terintegrasi ke dalam beberapa rantai pasok global untuk manufaktur canggih, termasuk semikonduktor, penerbangan, dan suku cadang otomotif. Negara ini sudah main peran ini sejak tahun 1970-an, saat Intel dirikan pabrik chip pertama di luar AS di Penang.

MEMBACA  Kami Telah Menyita Ijazah SMA dan S1 Jokowi untuk Pemeriksaan Forensik

"Kami tidak berada di ujung atas rantai… jadi kami bukan ancaman untuk aspirasi AS, yang ingin bawa banyak hal kembali ke negaranya," jelas Amir Hamzah. "Yang kami lakukan adalah [tetap] di tengah… dan tingkatkan kompleksitas ekonomi, dan dengan melakukan itu, kami perkuat rantai nilainya."

Malaysia sekarang bertujuan untuk naik di rantai nilai, dengan masuk ke desain chip dan manufaktur canggih. Pada bulan Maret, pemerintah Malaysia umumkan bahwa mereka akan bayar $250 juta untuk beberapa desain lanjutan chip dari Arm Holdings, yang bisa dipakai perusahaan chip lokal dalam desain mereka sendiri.

Untuk jangka panjang, Amir Hamzah bilang Malaysia adalah mitra yang bisa diandalkan untuk perusahaan global–termasuk dari AS dan China. "Proposisi kami untuk keduanya adalah bilang bahwa kami kunci untuk rantai pasok jangka panjang Anda," katanya. "Kami sediakan 80 juta barang yang Anda butuhkan untuk jangka panjang untuk dukung pertumbuhan Anda."