Menteri Keuangan AS Soroti Sistem Pengendalian Suku Bunga The Fed

Oleh Michael S. Derby

(Reuters) – Menteri Keuangan Amerika Scott Bessent bilang pada Selasa bahwa sistem Federal Reserve untuk mengatur suku bunga sedang bermasalah dan perlu dipermudah.

“Kita sudah sampai di titik dimana kebijakan moneter jadi sangat rumit” dan bank sentral AS harus “mempermudah hal-hal,” kata Bessent dalam sebuah wawancara dengan CNBC.

“The Fed telah membawa kita ke rezim baru, yang disebut rezim cadangan melimpah. Dan kelihatannya itu mungkin sedikit bermasalah disini, tentang apakah cadangannya benar-benar cukup,” kata Bessent.

Menteri Keuangan itu tidak menjelaskan apa maksudnya dengan ‘bermasalah’.

The Fed telah dan terus menghadapi kondisi pasar uang yang menantang terkait cara mereka mengelola neraca senilai $6,56 triliun dan tingkat likuiditas sistem keuangan.

Para pejabat dalam pertemuan kebijakan Fed terakhir mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penciutan neraca keseluruhan bank sentral pada awal Desember. Mereka melakukan ini karena likuiditas di pasar keuangan sebelum pertemuan kebijakan akhir Oktober mengetat cukup parah sampai mempersulit kendali atas suku bunga dana federal, alat utama Fed untuk mencapai target inflasi dan lapangan kerja.

Kekacauannya sampai membuat perusahaan keuangan yang memenuhi syarat meminjam uang tunai dalam jumlah besar dari Fed melalui Fasilitas Repo Berkelanjutannya, sebuah alat yang dipakai untuk membatasi suku bunga jangka pendek. Ada juga aliran kas masuk besar yang tidak menentu ke alat reverse repo Fed, yang dipakai untuk menahan agar tingkat pasar uang tidak jatuh.

KRITIK TERHADAP NERACA THE FED

Bessent sudah lama jadi kritikus Fed yang khususnya prihatin dengan neracanya yang besar, yang isinya terutama triliunan obligasi yang dibeli untuk menstabilkan pasar keuangan dan beri stimulus untuk ekonomi.

MEMBACA  Ratusan warga New York menghabiskan berjam-jam mengantri untuk mendapatkan telur gratis. Semua 100 karton habis dalam kurang dari 10 menit.

Kehadiran besar ini, setidaknya dalam nilai dolar, dilihat oleh Bessent dan lainnya, termasuk beberapa di Fed, sebagai penyebab distorsi harga pasar. Juga ada kekhawatiran tentang cara rumit Fed mengatur suku bunga, yang mengandalkan fasilitas likuiditas dan menghindari sistem yang sangat terkelola seperti yang dipakainya sebelum krisis keuangan hampir 20 tahun lalu.

“Neraca yang besar meningkatkan jejak Fed di pasar keuangan, mendistorsi harga durasi dan kemiringan kurva imbal hasil, serta berpotensi mengaburkan batas antara kebijakan moneter dan fiskal,” kata Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid dalam pidato 14 November.

Yang lain mengeluh bahwa mengelola likuiditas di bawah sistem sekarang telah membuat Fed membayar banyak uang ke institusi keuangan. Pendekatan ini mengubah Fed dari institusi yang untung besar menjadi yang sekarang rugi $240 miliar, meski kerugian ini tidak pengaruhi kemampuannya untuk beroperasi.
(Cerita Berlanjut)

Meski sistem sekarang rumit, sistem ini dapat dukungan luas dari pembuat kebijakan, salah satunya karena banyak yang berjalan otomatis dan tidak butuh intervensi terus seperti sistem sebelum krisis keuangan.

Di waktu yang sama, pejabat Fed memperingatkan bahwa usaha untuk mengakhiri sistem sekarang akan sulit, karena butuh penjualan besar-besaran obligasi Treasury dan obligasi berbasis hipotek milik Fed, yang akan menyebabkan kenaikan besar biaya pinjaman di dunia nyata.

VOLATILITAS DIANTISIPASI MENJELANG AKHIR TAHUN

The Fed kemungkinan akan menghadapi jalan sulit di pasar uang menjelang akhir tahun, periode yang selalu bergejolak untuk tingkat likuiditas pasar uang.

Bill Nelson, kepala ekonom di Bank Policy Institute, mencatat bahwa penyelesaian Treasury besar pada Jumat dan Senin akan beri tekanan pada likuiditas pasar uang. Dia bilang dalam catatan bahwa Fed harus umumkan intervensi likuiditas pasar untuk pastikan sistem punya cukup uang tunai untuk batasi gejolak suku bunga.

MEMBACA  Mahkamah Agung menolak intervensi keuangan mobil menteri keuangan Inggris.

Akhir Desember juga bisa bergejolak, karena ini juga penutupan kuartal dan tahun kalender. Hari perdagangan terakhir tahun biasanya melihat penggunaan likuiditas Fed dalam skala besar karena beberapa pemberi pinjam menarik dana sementara yang lain berebut uang tunai.

Mengelola likuiditas bisa sangat menantang karena SRF, yang akhirnya dipakai secara teratur, tidak digunakan sekuat yang banyak orang perkirakan, meski meminjam darinya tawarkan suku bunga lebih rendah daripada di pasar swasta. Beberapa pengamat kira perusahaan keuangan menghindari alat ini takut itu kirim sinyal bahwa mereka dalam kesulitan.

Pada 12 November, Roberto Perli, pejabat Fed New York yang memimpin implementasi kebijakan moneter, bilang dalam konferensi bahwa dari sudut pandang bank sentral, “Diinginkan dan sepenuhnya diharapkan bahwa (SRF) digunakan whenever itu masuk akal secara ekonomi untuk dilakukan.”

Risalah rapat Fed yang baru dirilis mengatakan para pejabat sedang mencari cara untuk buat alat ini lebih menarik, termasuk memindahkannya ke mekanisme kliring sentral, yang bisa buat fasilitasnya lebih gampang dipakai.

Selain masalah jangka pendek itu, pejabat Fed bilang bahwa untuk kelola likuiditas mereka segera harus menambah besar kepemilikan mereka lagi untuk pertahankan tingkat likuiditas pasar keuangan yang tepat. Langkah ini bisa salah dilihat sebagai pembelian stimulus, dan bisa buat bank sentral kembali tidak sejalan dengan keinginan Bessent untuk kepemilikan bank sentral yang lebih kecil.

(Laporan oleh Michael S. Derby; Disunting oleh Paul Simao)