Banyak kapal tangker minyak lewat Selat Hormuz setiap hari.
Serangan AS ke fasilitas nuklir Iran naikin ketakutan soal balas dendam Tehran dan gangguan pasokan minyak.
Selama tahun, Tehran ancam tutup Selat Hormuz, jalur penting pengiriman energi di selatan mereka.
Blokade bakal paling parah ke pasar Asia, harga minyak global juga pengaruhi AS.
Investor global waspada soal jalur laut 90 mil di Timur Tengah, takut blokade Selat Hormuz bisa ganggu pengiriman minyak dunia.
Ketegangan di Timur Tengah makin panas setelah AS serang fasilitas nuklir Iran Minggu lalu, bikin khawatir soal balas dendam Tehran. Selain masalah pertahanan, pasar khawatir dampaknya ke harga minyak dan ekonomi global kalau Iran blokade Selat Hormuz — ancaman yang udah diulang Tehran bertahun-tahun.
"Kalau Iran pilih blokade Selat Hormuz, itu bakal sangat buruk," kata Kyle Rodda, analis pasar modal di Capital.com.
"Skenario terburuk, dampaknya besar: harga BBM naik, inflasi tinggi, pertumbuhan lambat, dan suku bunga lebih tinggi," jelas Rodda.
Selat Hormuz cuma selebar 21 mil di titik tersempitnya. Ini hubungkan Teluk Persia ke Samudra Hindia, dengan Iran di utara dan Uni Emirat Arab plus Oman di selatan.
Menurut data AS, Selat Hormuz salah satu jalur tersibuk di dunia, bawa sekitar 20 juta barel minyak per hari.
Kebanyakan pengiriman energi lewat Selat Hormuz gak punya alternatif lain buat keluar dari Teluk Persia, titik awal ekspor minyak negara-negara produsen kayak Arab Saudi.
Sekitar seperempat minyak dan seperlima perdagangan LNG global lewat Hormuz, jadi gangguan bakal langsung pengaruhi pasar energi.
"Serangan AS ke fasilitas nuklir Iran tingkatkan risiko pasokan buat pasar minyak dan LNG," tulis Warren Patterson dari ING.
Iran gak punya hak legal buat tutup lalu lintas laut di Hormuz. Tapi mereka bisa ganggu pergerakan kapal dengan cara lain, misalnya rusak infrastruktur minyak.
Minggu lalu, parlemen Iran setuju tutup Selat Hormuz buat balas dendam ke AS. Tapi keputusan akhir ada di pejabat keamanan tertinggi, menurut media Iran.
Analis bilang blokade Iran lebih ke gaya politik daripada aksi nyata.
"Meski beritanya dramatis, parlemen Iran gak punya kuasa eksekutif atas keputusan militer atau strategis, apalagi yang dampaknya besar ke ekonomi dan geopolitik," kata Dilin Wu dari Pepperstone.
"Iran tau betul gangguan langsung ke aliran minyak global lewat Hormuz bisa picu respons militer dan ekonomi besar, bahkan eskalasi konflik di luar kendali mereka," tambahnya.
AS udah jadi eksportir energi sejak 2019, jadi gak terlalu rentan sama gangguan pasokan fisik dari blokade Hormuz.
Tapi AS tetep bisa kena dampak kondisi ekonomi global yang memburuk.
"Dampak negatifnya bisa lewat kondisi finansial yang jelek atau suku bunga tetap tinggi karena Fed tunda pemotongan," kata analis Deutsche Bank.
Negara Asia bakal paling terdampak blokade Hormuz, kata Priyanka Sachdeva dari Phillip Nova.
**Tahun 2024, lebih dari 80% minyak dan LNG yang lewat Hormuz dituj