Kalau kondisi pengiriman barang sekarang tetap begini, banyak perusahaan pialang angkutan—beberapa besar—kemungkinan akan bangkrut dalam satu tahun ke depan.
Sekarang, pasarnya punya gabungan yang buruk: volume barang yang lambat dan harga angkutan langsung (spot rate) yang naik. Ini adalah situasi terburuk untuk pialang angkutan.
Memahami Dinamika Pasar
Perusahaan pialang angkutan bekerja sebagai perantara antara pengirim barang dan perusahaan truk. Mereka dapat untung dari selisih harga antara tarif kontrak (yang mereka charge ke pengirim) dan tarif spot (yang mereka bayar ke perusahaan truk untuk muatan langsung).
Pialang biasanya untung dalam kondisi tertentu:
Volume rendah dengan tarif spot yang turun
Volume dan tarif yang stabil
Volume tinggi dengan tarif spot yang turun
Volume tinggi dengan tarif spot yang naik cepat
Tapi situasi sekarang—volume rendah dan tarif spot naik—berbeda sekali. Ini membuat margin keuntungan mereka menipis dan menunjukkan kelemahan mereka.
Tarif spot mulai naik karena ada pengetatan aturan, sehingga perusahaan truk yang nakal hilang dari pasar. Ini menyebabkan kenaikan kecil di tarif spot karena perusahaan di bawah terdampak. Tapi kondisi pasar tidak punya dukungan kuat, karena volume pengiriman turun sekitar 20% dari tahun lalu.
Permintaan yang lemah ini diperparah oleh kapasitas truk yang perlahan berkurang, sementara volume barang tetap lemah.
Biasanya, kalau tarif spot naik, itu karena volumenya juga naik. Kenaikan permintaan ini memungkinkan pialang menaikkan tarif ke pengirim barang, karena pengirim tidak punya banyak pilihan lain.
Sekarang, hal itu tidak mungkin. Karena volumenya lambat, perusahaan truk besar punya banyak kapasitas kosong dan mau menerima muatan, asalkan tarifnya sedikit lebih tinggi dari biasanya.
Tarif umum di pasar spot belum naik banyak, tapi tarif yang paling murah mulai hilang. Itu karena perusahaan truk yang tidak patuh aturan (seperti supir yang kerja 18 jam, padahal aturan cuma 11 jam) sedang dihapuskan.
Cerita Lanjut
Perusahaan truk yang tidak patuh itu sedang dieliminasi karena pengetatan aturan, dan tarif perlahan naik ke level yang mau diterima perusahaan truk besar.
Selain itu, pengirim barang yang diajak bicara FreightWaves bilang mereka mulai lebih suka pakai perusahaan truk besar. Alasannya, perusahaan itu lebih bisa mengontrol siapa yang mengangkut barang mereka. Dengan pemerintah mengetatkan aturan, tren ini kemungkinan akan terus berlanjut.
Jebakan Utang dan Masalah Kredit
Banyak pialang menengah menambah risiko dengan meminjam uang 8-10 kali lipat dari penghasilan mereka. Pinjaman ini sering mensyaratkan margin keuntungan tetap. Saat margin mereka menipis karena harus bayar tarif spot lebih tinggi, mereka kesulitan bayar utang dan bisa bangkrut.
Saya bicara dengan CEO sebuah pialang besar. Dia bilang, dia melacak puluhan perusahaan yang sebenarnya sudah bangkrut, tapi dia tidak bisa membelinya karena utangnya jauh lebih besar dari nilai perusahaannya.
Dengan volume pasar yang lemah dan tidak ada kenaikan tarif spot yang tajam, pemulihan sangat tidak mungkin.
Tanda-tanda pemulihan perlahan memang ada, seperti penolakan muatan yang naik dan tarif spot yang lebih baik dibanding tahun 2022-2023. Tapi ini sudah terlambat bagi perusahaan yang punya banyak utang.
Kapasitas truk berkurang lebih cepat daripada permintaan, sehingga tingkat penolakan dan tarif spot naik. Tapi ini belum diikuti kenaikan volume yang bisa kasih keuntungan besar buat pialang.
Dampak Lebih Luas untuk Industri
Gelombang kebangkrutan pialang bisa mengubah dunia pengiriman barang. Perusahaan truk besar, dengan kontrol langsung atas truk dan kapasitas mereka, lebih siap menghadapi masa sulit dengan mengambil alih bisnis dari pialang yang gagal. Para pengirim barang bisa terganggu kalau mitra pialang mereka bangkrut, memaksa mereka menegosiasi ulang kontrak saat tarif sedang naik.
Melihat ke Depan: Strategi untuk Bertahan
Gabungan volume lemah dan tarif yang naik memberi pialang pilihan sulit: terima margin lebih tipis, tolak muatan dan risiko kehilangan klien, atau hadapi kebangkrutan. Tanpa perbaikan cepat di kondisi pasar—seperti lonjakan volume atau penurunan tarif spot—sektor pialang angkutan bisa melihat banyak kebangkrutan di tahun depan.
Perusahaan yang jual produk ke industri pialang juga berisiko, karena pialang yang kesulitan mungkin tidak bisa bayar tagihan. Ini bisa berdampak ke industri teknologi freight, dan hanya bisa diselamatkan oleh kembalinya volume barang di ekonomi.
Posting The Perfect Storm: Why freight brokerages face a wave of failures in 2026 muncul pertama kali di FreightWaves.