Mark Zuckerberg menyatakan Meta harus ‘berhati-hati dalam memilih sumber terbuka,’ menyoroti risiko baru dari kecerdasan super.

Mark Zuckerberg udah nge-publish manifesto AI-nya, yang ngomongin tentang “superintelligence personal” buat bantu orang capai tujuan masing-masing.

Di blog post baru, CEO Meta ini bilang dia pengen bikin AI yang bisa bantu orang “capai tujuan, bikin apa yang mereka mau, jd temen lebih baik, dan berkembang jadi versi terbaik diri mereka.” Tapi, tujuan baru ini ada peringatannya: AI ini mungkin terlalu kuat kalo dibuka ke publik.

“Kami percaya manfaat superintelligence harus dibagi ke sebanyak mungkin orang. Tapi, superintelligence juga bawa risiko keamanan baru,” tulis Zuckerberg. “Kita harus atasi risiko ini dengan hati-hati dan pikir matang sebelum buka sumbernya. Tapi, kami percaya masyarakat bebas butuh orang-orang yang punya akses ke teknologi ini.”

Dia jg nulis bahwa AI bisa jadi “kekuatan yang ganti banyak peran di masyarakat.”

Zuckerberg selalu dukung AI sumber terbuka, beda sama pesaing kayak OpenAI dan Google. Meski banyak yang bilang model LLaMA Meta gak sepenuhnya open source, perusahaan ini lebih terbuka dibanding perusahaan tech besar lain.

Di blog post tahun lalu, Zuckerberg bilang open source penting buat masa depan AI yang baik, biar gak dikuasai sedikit perusahaan doang.

Tapi, dia jg kasih sinyal bahwa kalo AI jadi terlalu kuat, mungkin gak aman buat dibuka ke publik. Di podcast, dia bilang mungkin perlu pertimbangin lagi kalo kemampuannya udah beda.

Meta gak bergantung pada penjualan akses AI, jadi buka model kayak LLaMA gak ganggu pemasukan mereka. Berbeda sama OpenAI yang harus jaga modelnya tetep tertutup.

AI tertutup vs. terbuka

Banyak perdebatan soal mana yang lebih baik: AI terbuka ato tertutup. Ada yang bilang terbuka bikin inovasi lebih cepat dan aman karena bisa diperiksa banyak orang. Tapi ada juga yang khawatir kalo AI kuat dibuka, bisa disalahgunakan untuk misinformasi atau serangan cyber.

MEMBACA  Dapatkah Tesla milik Elon Musk terus beroperasi di Amerika Serikat dan China?

Alasan komersial juga bikin banyak perusahaan tech tutup model AI mereka, biar gak ditiru pesaing. Tapi Meta beda, karena pemasukan utama mereka dari iklan, bukan AI.

Perwakilan Meta belum kasih komentar ke Fortune saat diminta tanggapan di luar jam kerja.