Mantan Anggota Dewan Intel: Juara Amerika Kemungkinan Akan Mundur, dan Kita Tetap Membutuhkan Produsen Chip Terdepan

Versi Bahasa Indonesia (Tingkat B1 dengan Beberapa Kesalahan/Typo):

Lebih dari lima tahun lalu, pemerintahan Trump mengumumkan Operation Warp Speed untuk membuat vaksin COVID-19. Ini salah satu keberhasilan besar di masa jabatan pertama Trump. Menghadapi krisis, pemerintah AS memfasilitasi kerja sama publik-swasta yang menyelamatkan banyak nyawa dalam waktu singkat. Sekarang, kita harus lakukan lagi. Sebagai negara, kita harus menang dalam artificial intelligence (AI) dan amankan pasokan teknologi penting, seperti komunikasi, komputasi, dan sistem militer canggih. Waktu sangat penting! Tapi rencana pemerintah untuk AI dan kemandirian terancam kecuali AS punya pabrik chip mutakhir di tanah sendiri.

Industri semikonduktor AS sudah lama menurun. Intel, yang dulu terdepan, sekarang ketinggalan. Mereka sering telat, strateginya salah, dan gagal menarik pelanggan. Saran (termasuk dari kami) untuk memisahkan bisnis produksi chip Intel agar bisa bersaing tidak pernah diikuti.

Intel sekarang punya sedikit pelanggan untuk teknologi terbarunya (18A). CEO-nya bilang investasi di teknologi paling canggih (14A) akan tergantung komitmen pelanggan—model bisnis yang sudah gagal. Intel juga tutup rencana pabrik di Jerman dan Polandia, tunda pabrik Ohio, dan lakukan PHK besar. Pengurangan anggaran pasti menyusul.

Ini menandakan Intel pelan-pelan keluar dari bisnis produksi chip, jadi perusahaan fabless. Mungkin ini strategi tepat untuk Intel, tapi buruk untuk AS. Jika Intel mundur, masa depan AI dan elektronik canggih AS akan bergantung pada dua perusahaan: TSMC (Taiwan) dan Samsung (Korea). TSMC menguasai 90% produksi chip paling canggih, termasuk GPU Nvidia yang jadi mesin AI.

TSMC dan Samsung berencana bangun pabrik di AS, tapi teknologi terbaru mereka tetap dikembangkan di Taiwan dan Korea. Satu-satunya perusahaan yang kembangkan teknologi canggih di AS adalah Intel. Tapi kalau Intel mundur, AS akan bergantung pada perusahaan yang lokasinya dekat China.

MEMBACA  Rusia meluncurkan serangan misil dan drone besar-besaran ke Ukraina

Keahlian TSMC memang hebat, dan investasi $100 miliar di Arizona patut dipuji. Tapi AS terlalu bergantung pada TSMC dalam produksi, harga, dan SDM untuk AI. Risiko geopolitik Taiwan juga jadi masalah. AS tidak boleh tergantung seperti ini demi keamanan nasional.

Untungnya, pemerintahan Trump punya banyak cara untuk perbaiki masalah ini. Mereka sadar AS butuh kemampuan produksi chip di dalam negeri. Pada 31 Maret, Presiden buat United States Investment Accelerator untuk mengurus program CHIPS. Masih ada dana miliaran dolar yang belum dipakai.

Dengan dana CHIPS, kerja sama Jepang, dan investasi pemerintah, AS bisa luncurkan Operation Warp Speed II untuk kembali jadi pemimpin produksi chip. Tapi kita harus cepat! Intel sedang PHK ribuan karyawan, dan kita kehilangan ahli terbaik. Tanpa aksi cepat, AS tidak punya dasar untuk bangun pabrik chip kelas dunia.

Rencananya:

  1. Bangun kerja sama publik-swasta seperti Operation Warp Speed pertama. Pelanggan masa depan (Nvidia, Qualcomm, Broadcom, Google, Amazon, Apple), investor Jepang seperti SoftBank, dan dana swasta bisa beli aset produksi Intel sebelum rusak dan AS jadi bergantung pada satu perusahaan.
  2. Pemerintahan Trump harus dorong perusahaan AS untuk investasi dan beli dari pabrik baru ini. Mereka sudah berhasil meyakinkan banyak perusahaan investasi di masa depan AS. Nvidia, Broadcom, Google, dan lainnya mungkin menolak tawaran Intel, tapi mereka tidak bisa semudah itu menolak kesempatan untuk bantu bikin pesaing lokal yang mandiri dan canggih buat TSMC. Perusahaan Amerika pengin (dan butuh) sumber pasokan alternatif, dan rencana ini bisa kasih itu ke mereka.

    Membangun Foundry Amerika baru untuk semikonduktor canggih adalah strategi terbaik biar AS dan perusahaan Amerika tetap jadi yang terdepan di AI dan elektronik mutakhir, juga memastikan rantai pasok penting nggak terganggu oleh geopolitik, pandemi, atau bencana alam. Nggak ada waktu buat buang-buang.

    Pendapat yang diungkapkan di artikel komentar Fortune.com hanya pandangan penulisnya saja dan belum tentu mencerminkan opini serta keyakinan Fortune.

MEMBACA  Binance Tunjuk Cofounder Yi He sebagai Co-CEO Baru