Kartu kredit sangat populer di kalangan orang Amerika — begitu juga dengan poin, hadiah, dan keuntungan yang didapat darinya. Makanya, beberapa orang Amerika menghabiskan waktu dan usaha (serta uang) untuk mengoptimalkan berbagai program hadiah dan mengklaim hadiah yang biasanya tidak terjangkau, seperti naik kelas bisnis.
Jumlah akun kartu kredit di AS terus meningkat selama 15 tahun terakhir; pada tahun 2023, 82% orang dewasa punya kartu kredit.
Sekitar setengah pemegang kartu punya utang, dan di kuartal pertama 2025, orang Amerika mencatat total utang hampir rekor, yaitu $1,18 triliun.
Tapi ketidakpastian ekonomi dan undang-undang yang akan datang mungkin mengubah program hadiah — dan tidak untuk jadi lebih baik.
Hadiah berperan dalam pertumbuhan kartu kredit (dan utang) dengan membantu perusahaan kartu menarik dan mempertahankan pelanggan.
"Poin hadiah berfungsi seperti mata uang alternatif dengan nilai ekonomi nyata, tapi juga punya makna emosional," kata So Yeon Chun, profesor di INSEAD, kepada Business Insider.
"Hadiah bisa sangat memengaruhi kepuasan" bagi konsumen yang kesulitan keuangan, menurut Bain & Company.
Dulu, menukar hadiah adalah hal biasa yang tidak bikin konsumen kesal. Tapi sekarang, itu jadi momen penting yang bisa bikin senang atau kesal tergantung pelayanan perusahaan kartu.
Di sisi lain, hadiah punya nilai ekonomi yang dipakai konsumen untuk belanja sehari-hari atau kebutuhan pokok.
"Kebanyakan konsumen, termasuk yang berpenghasilan menengah, sekarang pakai hadiah bukan cuma untuk mengatur pengeluaran atau utang, tapi juga mempertahankan gaya hidup," jelas Chun.
Pada akhir 2022, konsumen mengumpulkan hadiah senilai lebih dari $33 miliar, menurut CFPB.
Hadiah ini "sangat populer," kata Ipsos Consumer Tracker. 71% orang Amerika punya kartu kredit dengan hadiah atau cashback, dan sekitar 1 dari 5 anak muda (18-34 tahun) pakai hadiah untuk pengalaman yang "tidak bisa mereka beli."
Tapi sepertiga responden bilang mereka tidak akan banyak pakai kartu kredit kalau tidak ada hadiah.
Meski populer, masalah ekonomi bisa bikin program hadiah dikurangi atau diubah, seperti saat Resesi Besar dulu.
Prediktor ekonomi belum sepakat apakah AS akan masuk resesi, tapi ketidakpastian kebijakan ekonomi sudah pengaruhi keputusan bisnis.
Contohnya, program hadiah maskapai sudah mulai turun nilainya — dan keuntungan lain mungkin menyusul.
"Di masa sulit, perusahaan mungkin tetap pertahankan program hadiah tapi pelan-pelan kurangi nilainya," kata Chun.
Yang lebih mengkhawatirkan, program hadiah bisa hilang di AS — meski populer.
Senator Dick Durbin dan Roger Marshall sedang dorong Credit Card Competition Act.
Rancangan undang-undang ini akan kurangi biaya transaksi yang jadi sumber dana untuk program hadiah. Beberapa maskapai sudah peringatkan kalau UU ini lolos, program frequent flyer bisa hilang.
Selain itu, perusahaan kartu bisa turunkan nilai hadiah kapan saja — jadi menumpuk poin mungkin tidak menguntungkan.
Artikel ini hanya untuk informasi dan bukan saran. Disampaikan tanpa jaminan apapun.
Ada beberapa kesalahan kecil seperti "pengatures" seharusnya "pengaturan" dan "prediktor" seharusnya "prediktor ekonomi."