Oleh Dhara Ranasinghe dan Stefano Rebaudo
LONDON (Reuters) – Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada Kamis, langkah kedelapan dalam siklus ini. Trader memperkirakan ECB akan berhenti sebentar setelahnya karena ekonomi lebih baik dari perkiraan dan kekhawatiran inflasi jangka panjang muncul lagi.
Ketidakpastian tarif AS, yang semakin rumit karena putusan pengadilan, membuat situasi jadi sulit bagi ECB. Mereka harus menimbang dampak jangka pendek terhadap aktivitas bisnis dan efeknya pada inflasi di masa depan.
"Hal terakhir yang ECB inginkan adalah terjebak kembali di dunia dengan ruang kebijakan terbatas," kata Konstantin Veit, manajer portofolio PIMCO.
Ini lima pertanyaan penting untuk pasar:
1/ Apa yang ECB lakukan pada Kamis?
Penurunan suku bunga tak akan mengejutkan pasar. Mereka memperkirakan suku bunga deposito turun 0,25% jadi 2% karena inflasi melambat dan tarif AS membayangi zona euro.
Ekonomi masih lemah, dan survei terbaru menunjukkan optimisme perusahaan hanya biasa-biasa saja. Sektor jasa juga ternyata lebih lemah dari perkiraan.
"Turunnya suku bunga sudah pasti," kata Carsten Brzeski, kepala macro global ING. "Bahkan pihak yang lebih konservatif tidak banyak bicara."
2/ Apa yang terjadi setelah Juni?
Makin banyak yang setuju ECB akan berhenti pada Juli, dengan satu kali potongan suku bunga lagi di akhir tahun.
Christine Lagarde, kepala ECB, mungkin tidak akan memberikan kepastian yang trader harapkan. Dia akan menekankan kebijakan tergantung data.
Dalam jangka pendek, inflasi bisa turun lebih jauh, bahkan di bawah target ECB 2%, memperkuat alasan untuk potongan suku bunga lagi. Tapi, faktor seperti pengeluaran pemerintah dan tarif bisa meningkatkan tekanan harga dalam jangka panjang.
Isabel Schnabel, anggota dewan ECB yang konservatif, lebih memilih untuk berhenti sebentar. Dia bilang tarif mungkin menurunkan inflasi jangka pendek tapi berisiko meningkatkan inflasi nanti. Philip Lane, kepala ekonom ECB, bilang ECB perlu cari "jalan tengah."
Patrick Saner, kepala strategi makro Swiss Re, bilang ECB mungkin ingin menilai lagi selama musim panas.
"Kita lihat siklus pelonggaran yang hati-hati, bukan lari cepat," kata Saner.
3/ Apa arti ketegangan dagang AS/UE bagi ECB?
Tambahan ketidakpastian.
UE dapat penundaan dari ancaman tarif 50% oleh Presiden AS Donald Trump. Tapi masih belum jelas bagaimana UE akan menyeimbangkan keinginan untuk kesepakatan dagang yang menguntungkan dengan tuntutan AS atas konsesi besar.
"Kalau tarif akhirnya 10-20%, seperti perkiraan kami, saya rasa ini bukan masalah besar (untuk pertumbuhan ekonomi), dan ECB mungkin tidak akan bereaksi banyak," kata David Zahn dari Franklin Templeton. Dia menambahkan euro yang kuat bisa batasi dampak inflasi dengan menekan harga impor.
Veit dari PIMCO bilang gambarannya kurang jelas kalau konflik penuh memicu balasan agresif dari UE, menciptakan "masalah inflasi" untuk ECB.
4/ Apa yang akan ditunjukkan proyeksi terbaru ECB?
Revisi kecil ke bawah untuk perkiraan inflasi 2026 diperkirakan karena euro menguat dan harga minyak turun.
Euro naik sekitar 3,5% tahun ini, sementara harga minyak turun hampir 15%.
Ekonom memperkirakan revisi kecil ke bawah untuk perkiraan pertumbuhan 2025 karena risiko pertumbuhan jangka pendek akibat ketidakpastian tarif.
Survei Reuters memperkirakan pertumbuhan 0,9% tahun ini, sama dengan proyeksi ECB sebelumnya.
Goldman Sachs memperkirakan ECB akan menurunkan proyeksi inflasi 2026 jadi 1,7% (dari 1,9%) dan inflasi inti jadi 1,8% (dari 2,0%). Pertumbuhan 2025 juga mungkin sedikit turun.
Data hari Selasa diperkirakan menunjukkan inflasi turun jadi 2% pada Mei.
5/ Apakah ECB khawatir dengan kenaikan biaya pinjaman jangka panjang global?
Pengamat pasar curiga iya, tapi Lagarde mungkin akan tekankan ketahanan zona euro terhadap gejolak pasar.
Permintaan lemah di lelang obligasi Jepang dan AS baru-baru ini, serta keputusan Moody’s mencabut peringkat AAA AS, mengalihkan fokus ke utang pemerintah tinggi. Ini jadi tekanan bagi pasar obligasi.
"Yield jangka panjang yang lebih tinggi menambah kerapuhan, terutama untuk negara dengan utang tinggi," kata Saner dari Swiss Re. "Ini bukan alasan utama melonggarkan kebijakan, tapi bagian dari situasi saat ini."
(Pelaporan oleh Dhara Ranasinghe di London dan Stefano Rebaudo di Milan; tambahan pelaporan oleh Balazs Koranyi di Frankfurt; Penyuntingan oleh Yoruk Bahceli dan Elaine Hardcastle)