Kreator Konten Gen Z Meraup Jutaan dari Sampingan—dan Mempertanyakan Perlunya Gelar Kuliah

Ketika Generasi Alfa mimpiin masa depan, semakin sedikit yg membayangkan jadi ilmuwan atau pekerja kantoran kayak orang tua mereka. Mereka lebih tertarik jadi YouTuber atau bikin konten “Get Ready With Me”.

Menurut survei Whop tahun 2024, dua cita-cita terpopuler Gen Alpha di AS adalah jadi YouTuber dan kreator TikTok. Salah satunya Katie Fang, 19 tahun.

Lulusan SMA ini punya 6,4 juta follower di TikTok. Dia terkenal karena video rutinitas pagi, perjalanan brand deal, dan pindah ke New York dari Vancouver.

Meski udah sukses, Fang tetap mau kuliah di New York University buat belajar digital marketing. Menurutnya, kuliah bakal bantu berpikir lebih kritis dan kreatif.

“Aku selalu tau bakal lanjut sekolah. Pengen banget masuk NYU. Meski udah jadi kreator, mimpiku gak pernah hilang,” kata Fang.

Target jangka panjangnya adalah buka usaha dan kembangkan personal brand.

“Yang penting jangan buru-buru mau tau semuanya. Di usia muda, wajar kalo belum paham semuanya,” ujarnya.

Fang dapat penghasilan dari kerja sama brand kayak Glow Recipe dan The Ordinary.

“Serunya itu bisa kreatif sebebasnya. Video random aja bisa dapat jutaan views,” tambahnya.

Gen Alpha dan Gen Z ingin seperti MrBeast

MrBeast, YouTuber dengan subscriber terbanyak, punya video viral kayak “I Survived the 5 Deadliest Places”.

Dia mulai bikin konten umur 13 tahun dan drop out kuliah. Sekarang kekayaannya lebih dari $1 miliar.

“Aku cinta bikin konten. Gak pernah nyerah. Dari kecil udah niat jadi YouTuber,” kata MrBeast.

KSI, kreator lain yg gak kuliah, sekarang sukses jadi entrepreneur dengan kekayaan $100 juta.

Cara jadi kreator sukses tanpa kuliah

Menurut profesor Freddy Nager, kunci sukses adalah:

MEMBACA  Dokumenter Jim Henson dari Sutradara Ron Howard Sudah Membuat Kami Menangis

1. Bangun komunitas yg aktif.
2. Kolaborasi dengan kreator lain.
3. Punya kepribadian dan perspektif unik.

“Komentar di konten itu penting, meski negatif. Itu tanda penonton peduli,” jelasnya.

Meski gak wajib kuliah, pendidikan formal bisa bantu perluas wawasan.

“Bisa belajar otodidak kalo suka baca. Tapi kuliah kasih perspektif baru,” tutup Nager.