Kimberly-Clark Akuisi Pembuat Tylenol, Kenvue, Senilai $48,7 Miliar

Perusahaan Kimberly-Clark setuju untuk membeli perusahaan Kenvue, yang dulunya adalah bagian kesehatan konsumen Johnson & Johnson, dengan harga $48.7 miliar.

Kimberly-Clark, salah satu perusahaan kesehatan konsumen terbesar di Amerika, akan membeli semua saham biasa Kenvue. Gabungan kedua perusahaan ini akan menghasilkan pendapatan tahunan sebesar $32 miliar.

Menurut kesepakatan, pemegang saham Kenvue—perusahaan yang dipisahkan oleh J&J pada tahun 2023—akan menerima $3.50 untuk setiap saham, ditambah 0.14625 saham Kimberly-Clark untuk setiap saham Kenvue yang mereka pegang. Total yang diterima investor Kenvue adalah $21.01 per saham.

Transaksi ini diharapkan selesai pada paruh kedua tahun 2026. Setelahnya, pemegang saham Kimberly-Clark akan memiliki sekitar 54% dari perusahaan gabungan, sedangkan pemegang saham Kenvue memiliki sisanya 46%.

Ini adalah salah satu kesepakatan terbesar di sektor konsumen dalam beberapa tahun dan menambah banyaknya merger dan akuisisi di industri farmasi pada tahun 2025.

Tapi, kesepakatan ini juga ada masalahnya. Produk terlaris Kenvue adalah Tylenol, obat pereda nyeri yang dijual bebas. Obat ini sedang diawasi oleh pemerintah AS karena kekhawatiran keamanan. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa obat ini, yang dikenal sebagai parasetamol di negara lain, bisa terkait dengan autisme jika dipakai selama kehamilan.

Pada September 2025, FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) mengubah label Tylenol dengan menambahkan peringatan untuk ibu hamil bahwa obat ini dapat “meningkatkan risiko kondisi neurologis seperti autisme dan ADHD pada anak.” Kenvue sudah mengajukan keberatan kepada FDA tentang klaim ini.

Selain Tylenol, Kenvue juga dikenal membuat Band-Aid, obat antihistamin Zyrtec dan Benadryl, serta merek perawatan kulit Neutrogena dan Aveeno.

Oleh karena itu, Kimberly-Clark melihat lebih dari sekadar Tylenol. Mereka menyatakan bahwa transaksi ini “menggabungkan dua perusahaan ikonik Amerika untuk menciptakan portofolio produk yang saling melengkapi.”

MEMBACA  Kegagalan AI Bukan pada Teknologi, Melainkan pada Kepemimpinan

Ketika ditanya tentang kontroversi Tylenol, CEO Kimberly-Clark Mike Hsu mengatakan bahwa mereka meninjau transaksi ini dengan sangat teliti dan penuh pertimbangan. Dewan perusahaan sudah mempertimbangkan semua risiko dan peluang dengan ahli-ahli terkemuka.

Dia menegaskan, “Ini pasti bukan hal yang oportunis, tapi pasti strategis.”