Kepala Federal Communications Commission memerintahkan penyelidikan terhadap Walt Disney Co. dan jaringan ABC-nya atas praktik keberagaman, kesetaraan, dan inklusi mereka, memperluas pemeriksaannya terhadap perusahaan media dan telekomunikasi atas bias diskriminatif yang dirasakan.
Ketua FCC Brendan Carr mengarahkan Biro Penegakan badan tersebut untuk “memastikan bahwa Disney dan ABC tidak melanggar peraturan kesempatan kerja yang sama oleh FCC dengan mempromosikan bentuk diskriminasi DEI yang tidak layak.”
Carr secara khusus menyoroti kebijakan di Disney termasuk inisiatif “Reimagine Tomorrow” yang dirancang untuk memajukan misi DEI dan standar inklusi di ABC yang memerlukan “50% karakter reguler dan berulang” berasal dari “kelompok-kelompok yang kurang diwakili,” menurut sebuah surat Carr yang ditujukan kepada CEO Disney Bob Iger dan diposting di X pada Jumat.
“Disney dimulai satu abad yang lalu sebagai perusahaan ikonik Amerika,” tulis Carr. “Tapi kemudian ada sesuatu yang berubah. Disney sekarang terlibat dalam kontroversi seputar kebijakan DEI-nya.”
Sejak dilantik oleh Presiden Donald Trump awal tahun ini, Carr telah mengirimkan surat serupa kepada Verizon Communications Inc. dan Comcast Corp. Dia baru-baru ini mengatakan kepada Bloomberg bahwa praktik DEI perusahaan akan memengaruhi peluangnya untuk mendapatkan persetujuan merger.
Carr mencatat bahwa Disney baru-baru ini menarik kembali sebagian inisiatif DEI-nya tetapi mengatakan “masalah yang signifikan masih ada.” Awal tahun ini Disney mengatakan akan mengakhiri program Reimagine Tomorrow yang disebut Carr. Perusahaan juga menghapus keragaman dari kriteria penentuan kompensasi manajer.
“Kami sedang meninjau surat Federal Communications Commission, dan kami berharap untuk berdiskusi dengan komisi untuk menjawab pertanyaannya,” kata juru bicara Disney.
Remake modern Disney dari Snow White and the Seven Dwarfs tayang di bioskop awal bulan ini di tengah kritik, termasuk atas pemilihan aktris keturunan Kolombia sebagai karakter utama dan perubahan konsep tujuh kurcaci.
Cerita ini awalnya ditampilkan di Fortune.com