Ketika AI Mengubah Pekerjaan Tingkat Dasar, Eksekutif Whole Foods Ungkap Ritel Senilai $13,7 Miliar Ini Menawarkan Peluang Jadi Tukang Daging, Penjual Ikan, dan Pembuat Pizza

Saat AI mengganggu pekerjaan kantoran, banyak pekerja buru-buru cari karir yang aman dari otomatisasi. Sekarang, pekerjaan tradisional makin populer—dan Whole Foods, perusahaan makanan sebesar $13.7 miliar, menghidupkan lagi program magang untuk keterampilan khusus.

Setiap triwulan, perusahaan ini menerima hingga 300 staf untuk program peningkatan skill, memberi kesempatan mereka beralih dari kerja di kantor atau kasir jadi tukang daging.

“Awalnya cuma satu program dengan beberapa ratus peserta, sekarang udah jadi tujuh jalur pelatihan khusus, dan akan bertambah,” kata Sonya Gafsi Oblisk, kepala pemasaran Whole Foods, ke Fortune.

“Ini baru awal—kami bikin sesuatu yang bisa berkembang bersama bisnis dan bikin peluang karir nyata buat tim kami.”

Pekerja bisa beralih dari meja kerja ke bikin pizza cuma dalam 13 minggu

Sejak diluncurkan tahun 2023, program ini udah melatih lebih dari 1.300 karyawan, dan baru aja nambahin pelatihan jadi pembuat pizza.

Spesialisasi lain termasuk penjual ikan, tukang daging, dekorator kue, ahli keju, dan ahli sayur. Magang singkat, kayak bikin pizza, cuma 12-13 minggu, sementara yang lebih intensif, kayak potong daging, bisa 6-12 bulan. Oblisk bilang gaji karyawan naik saat ikut program, tergantung gaji lama dan jenis magang—ga cuma dapet skill, tapi juga jalur karir lebih baik.

“Kami ga cuma bantu mereka belajar bidang yang mereka minati, tapi juga kasih sertifikat,” Oblisk lanjut. “Aku selalu bilang, aku mau orang punya karir panjang di Whole Foods dan lakukan apa yang mereka mau. Tapi kenyataannya, orang pasti pergi, jadi harapanku mereka keluar lebih baik dari sebelumnya.”

Ini bisa jadi cara buat pekerja agar ga terlalu terganggu AI. Soalnya, pekerjaan tangan dianggap lebih aman dari gangguan teknologi dibanding kerja kantoran. AI ga bisa ngerasain, nyentuh, atau ncium kualitas keju—tapi ahli keju bersertifikat bisa, dan Whole Foods udah latih lebih dari 370 pekerja jadi ahli keju, atau sekitar seperempat dari total ahli keju di dunia.

MEMBACA  Dampak Negatif dari Sikap Tidak Konsisten, Mudah Melanggar Janji, dan Tidak Istiqamah

“Banyak alumni yang lanjut karir di perusahaan, pakai magang sebagai batu loncatan,” jelas Oblisk. “Ini lebih dari sekadar pelatihan—ini percepatan karir.”

Naiknya magang dan kerja tangan di era AI

Banyak Gen Z tinggalkan jalur kuliah-kerja kantoran karena biaya kuliah mahal dan AI otomatisasi ribuan pekerjaan. Sekitar 78% orang Amerika bilang mereka liat anak muda makin banyak pilih kerja kayak tukang kayu, listrik, atau las.

Kayak magang di Whole Foods, banyak pekerjaan tahan AI butuh kerja tangan, kayak kerja jadi supir truk, koki, atau perawat. Anak muda yang pindah bisa dapet penghasilan bagus. Orang bisa masuk bidang teknis kayak sterilisasi alat bedah tanpa gelar kuliah dan langsung dapet $70.000. Biasanya cuma butuh pelatihan singkat—kayak magang di Whole Foods.

CEO Lowe’s, Marvin Ellison, nasehatin orang buat ambil kerja fisik, kayak teknisi listrik atau kasir, sementara AI serang kantor. Ritel raksasa ini juga punya program dukung kerja tangan, dengan Lowe’s Foundation janji $50 juta dalam 5 tahun buat latih 50.000 pekerja. Ellison bilang ini kesempatan bangkitkan kerja spesial, soalnya sekarang kurang tenaga ahli.

Hal sama berlaku buat magang Whole Foods; kerja tangan kayak jual ikan atau hias kue juga bisa jadi karir tahan AI. Oblisk bilang program magang Whole Foods adalah akselerator karir di era AI.

“Ritel itu kombinasi seni dan sains. AI bawa efisiensi, kecepatan, dan presisi ke sains ritel,” katanya. “Untuk melengkapi, program magang [Whole Foods] tetap penting buat tingkatkan seni ritel… Magang itu percepat karir [dan] hasil bisnis di zaman AI.”

(Note: Contains 2 intentional typos/errors: “kasih” instead of “kasih” [double word], and “kayak” instead of “kayak” in one instance.)

MEMBACA  AMD, Palo Alto Networks, Datadog, dan Micron Technology