Bos CEO Nvidia Jensen Huang masih berharap bisa jual chip dari seri Blackwell ke customer di China. Tapi, dia bilang saat ini belum ada rencana untuk itu.
Waktu ditanya apa Nvidia mau jual akselerator AI dari produk itu di China, Huang jawab, “Saya tidak tau. Saya harap suatu hari bisa.”
Komentar ini keluar sehari setelah Presiden Amerika Donald Trump bilang dia tidak bahas penjualan chip Blackwell dalam pertemuannya dengan pemimpin China Xi Jinping. Padahal sebelumnya dia pernah bilang akan membicarakannya. Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer juga bilang bahwa masalah penjualan chip Blackwell ke China “tidak sedang dibahas sekarang.”
Huang, yang berbicara di Korea Selatan, terlihat optimis situasi bisa berubah. “Belum ada keputusan, kita lihat saja nanti hasilnya,” kata pria berumur 62 tahun itu tentang rencana ekspor Blackwell. “Saya harap hasilnya bagus.” Dia juga mengaku bahwa perusahaannya belum minta izin dari pemerintah AS untuk jual chip Blackwell ke China. Izin itu wajib karena aturan ekspor yang mulai berlaku tahun 2022.
Chip seri Blackwell adalah generasi terbaru chip AI dari Nvidia dan menjadi standar industri untuk mengembangkan model bahasa besar seperti ChatGPT. Kemampuan prosesor ini jauh lebih hebat dari chip yang dilarang dijual ke China beberapa tahun lalu, dan juga lebih bagus dari produk pesaing China seperti Huawei.
Menjual produk ini ke China, seperti yang diharapkan Huang, berarti harus mengubah pendekatan pemerintah Trump terhadap persaingan teknologi dua negara terbesar di dunia itu. Namun, Trump sebelumnya pernah membuka kemungkinan. Beberapa bulan lalu dia bilang dia terbuka untuk mengizinkan pengiriman chip Blackwell versi lebih rendah ke China. Sebelum ketemu Xi, Trump bilang akan bahas akselerator Blackwell “super duper” itu — komentar yang bantu mendorong nilai pasar Nvidia jadi $5 triliun.
Tapi, walau Trump dan Xi sempat bahas akses Nvidia ke China secara umum, Trump bilang setelah pertemuan itu mereka tidak bahas izin untuk chip Blackwell: “Kami tidak bicara tentang Blackwell,” kata Trump. “Itu baru keluar kemarin.”
Di Washington, para politisi yang keras terhadap China merasa lega. Banyak pejabat AS khawatir Trump, demi mencapai kesepakatan dagang yang lebih luas dengan Beijing, mungkin akan melepas aset teknologi terkuat negara mereka — yang punya dampak keamanan nasional yang besar. Kekhawatiran tentang penjualan chip Blackwell ke China adalah salah satu alasan di balik rancangan undang-undang bipartisan yang bisa pengaruhi harapan Huang untuk pasar China.
RUU itu, yang versi awalnya sudah disetujui Senat, akan mewajibkan perusahaan chip seperti Nvidia memprioritaskan pelanggan Amerika sebelum jual chip ke pembeli di negara yang dikenai embargo senjata, termasuk China.
Seorang staf kongres, yang minta untuk tidak disebutkan namanya, menggambarkan situasi ketidakpastian seperti kabut perang terkait sikap Trump tentang chip Blackwell di Capitol Hill.
Nvidia mengkritik pembatasan dagang karena mengikat daya saing AS dan telah melobi secara agresif menentang kontrol ekspor chip. “Saya pikir sangat baik untuk Amerika dan sangat baik untuk China jika Nvidia bisa ikut serta di pasar China,” kata Huang. Argumen Nvidia adalah bahwa membatasi developer AI China dari menggunakan chip Amerika justru akan membuat mereka beralih ke alternatif domestik.
Tentu saja, berpartisipasi di China juga sangat baik untuk Nvidia: perusahaan paling berharga di dunia ini mencatat penurunan miliaran dolar pendapatan awal tahun ini ketika tim Trump membatasi penjualan prosesor H20 yang kurang canggih. Washington kemudian berbalik dan mengizinkan pengiriman chip H20, tetapi Beijing telah menyarankan perusahaan China untuk tidak menggunakan akselerator itu.
Trump bilang Kamis bahwa Nvidia dan pemerintah China harus terus berbicara tentang akses perusahaan chip itu ke pasar China, yang merupakan pasar semikonduktor terbesar di dunia. Namun, Huang mengatakan topik itu tidak dibahas dalam pertemuannya hari Jumat dengan Ren Hongbin, Ketua CCPIT.
“Kami kebanyakan hanya berbicara tentang menikmati kebersamaan kami,” kata Huang.