Menteri Investasi Arab Saudi, H.E. Khalid A. Al-Falih, bilang kalau negaranya udah berubah. Dulu cuma pemain baru, sekarang jadi perancang penting untuk masa depan ekonomi global. Masa depan ini bergantung pada kerja sama.
Waktu bicara di Fortune Global Forum di Riyadh, Al-Falih ngomong inovasi teknologi yang cepat, perubahan kebijakan perdagangan, dan bangkitnya pasar baru di Global Selatan bawa perubahan besar. Negara dan perusahaan harus menyesuaikan diri dengan dunia yang berubah ini. Bahkan, fondasi bisnis global sedang diguncang dan ditulis ulang di depan mata kita.
Tapi, Al-Falih nambahin, meningkatnya kebijakan proteksionis adalah kemunduran.
“Menurut saya, tidak ada negara atau perusahaan yang bisa mencapai ketahanan sendiri-sendiri. Keuntungan sebenarnya ada pada apa yang kami sebut ‘keterhubungan yang tangguh’, bukan ketahanan yang terisolasi,” katanya.
Pemerintahan Trump udah nerapin tarif 10% untuk Arab Saudi, tapi juga sering kasih tarif lebih tinggi ke mitra dagang lain. Baru-baru ini, Presiden Donald Trump nambah tarif 10% lagi untuk Kanada, sebagai balasan karena provinsi Ontario menayangkan iklan anti-tarif yang menampilkan mantan Presiden Ronald Reagan.
Kekuatan dalam Kolaborasi
Arab Saudi udah bikin kolaborasi jadi salah satu kekuatannya, kata Al-Falih. Dalam sepuluh tahun terakhir saja, di bawah rencana Visi 2030 Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, kegiatan ekonomi non-minyak naik jadi 56% dari total ekonomi, dari sebelumnya kurang dari setengah pada 2016. Ekonomi keseluruhannya tumbuh jadi sekitar $1,3 triliun, dari $650 miliar sebelum rencana itu. Pengangguran turun di bawah 7%, dan partisipasi wanita di ekonomi jadi dua kali lipat.
Al-Falih memamerkan pencapaian negaranya sebagai bukti bahwa mereka sukses sebagai pemain ekonomi. Sekarang, lebih dari sebelumnya, Arab Saudi jadi tujuan investasi dan pemacu pertumbuhan di tingkat internasional dan regional.
Untuk masa depan, kerajaan ini punya tujuan jadi pemain kunci di era AI. Ini berkat investasinya di minyak dan energi terbarukan yang akan mendukung “pusat global untuk pusat data, komputasi awan, dan industri berbasis AI.”
“Kami tidak cuma nunggu masa depan datang. Kami sedang membangunnya hari ini, tidak sendirian, tapi bersama dengan mitra global kami,” kata Al-Falih.