Kepercayaan terhadap Uni Eropa melonjak ke tingkat tertinggi dalam hampir dua dekade, menurut jajak pendapat Eurobarometer terbaru yang dirilis oleh UE. Eropa kini menjadi simbol stabilitas di tengah kekacauan perdagangan global.
Hasil survei ini menunjukkan dukungan kuat terhadap posisi Eropa dibandingkan kekuatan dunia lain, saat banyak wilayah dilanda perang atau ketegangan perdagangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Ini juga jadi kesempatan bagi tokoh politik terkemuka di Eropa, seperti Christine Lagarde, kepala Bank Sentral Eropa, untuk mempromosikan Eropa.
Perubahan kebijakan AS belakangan ini bikin investor khawatir, sehingga mereka mengurangi ketergantungan pada dolar. Banyak yang beralih ke euro dan pasar Eropa.
Beberapa hari setelah Presiden Donald Trump umumkan tarif perdagangan, euro naik ke level tertinggi dalam tiga tahun terhadap dolar AS.
“Perubahan ini membuka peluang untuk ‘momen global euro’,” kata Lagarde awal minggu ini dalam kuliah di Berlin.
Dia menambahkan, untuk manfaatkan situasi ini, Eropa harus memperkuat dasar geopolitik, ekonomi, dan hukumnya. “Sebagai aktor utama perdagangan global, Eropa punya fondasi geopolitik kuat yang bisa dorong internasionalisasi euro.”
Pound Inggris juga dapat keuntungan dari gejolak di AS sejak awal 2025.
Kenaikan ini penting karena terjadi setelah bertahun-tahun dolar menguat, bahkan dinilai terlalu tinggi oleh banyak metrik, kata Goldman Sachs awal Mei.
“Sekarang ada sedikit pembalikan di mana orang lebih optimis tentang prospek imbal hasil di Eropa,” kata bank investasi tersebut.
Kekuatan euro di tengah ketidakpastian global
Kebijakan AS yang tidak konsisten mengurangi status dolar sebagai mata uang aman, membuka peluang bagi euro.
Ada beberapa alasan di balik optimisme baru di Eropa, termasuk peningkatan belanja fiskal Jerman karena reformasi pemerintah dan pengeluaran pertahanan. Stimulus ini membantu aset Eropa dan euro lebih unggul.
Posisi keuangan Eropa juga tingkatkan kepercayaan warga terhadap lembaga ini, berbeda dengan pemerintah nasional yang semakin tidak dipercaya. Ini menunjukkan pentingnya UE meski ada pertumbuhan Euroskeptisisme.
Survei Eurobarometer melibatkan lebih dari 26.000 wawancara antara 26 Maret dan 22 April, saat kekhawatiran atas tarif Trump paling tinggi. Sejak itu, ada ketegangan tambahan, seperti ancaman Trump mengenakan tarif 50% ke UE.
Dia kemudian tunda batas waktu tarif itu hingga 9 Juli setelah telepon dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
UE berusaha buat kesepakatan yang lindungi mereka dari dampak tarif sambil mencegah Trump naikkan tarif lagi. Sebelumnya, UE ancam tarif balasan tapi tunda setelah AS hentikan sementara tarif selama tiga bulan.
Nasib tarif masih belum jelas. Rabu lalu, pengadilan federal AS blokir kebijakan tarif Trump yang akan naikkan biaya impor. Tapi ekonom ragu ini akhir dari masalah.
“Kami belum dengar langsung dari Presiden Trump, jadi respons pemerintah masih belum jelas,” tulis Jim Reid dari Deutsche Bank. “Tarif ini seharusnya jadi sumber pendapatan untuk pemotongan pajak lain.”
Dolar AS naik setelah keputusan itu, dan strategis Goldman Sachs bilang ini bisa bantu redakan ketegangan di pasar.
Tapi karena ketidakpastian masih tinggi, situasi dolar mungkin takkan berubah cepat.
“Ada reaksi awal dolar menguat dan yen melemah. Tapi dengan proses banding, saya tidak perkirakan kenaikan terus,” kata Hirofumi Suzuki, analis SMBC, menurut Reuters.
Ini jadi peluang bagi Eropa manfaatkan momentum dan mungkin capai “momen global euro” seperti yang diidentifikasi Lagarde.
Cerita ini awalnya muncul di Fortune.com