Kecerdasan Buatan Bisa Picu ‘Guncangan Sosial Mendalam’ yang Diabaikan Banyak Elit, Peringatkan CEO Palantir Alex Karp

Di tengah perdebatan tentang dampak AI di dunia kerja, CEO Palantir Alex Karp bilang teknologi ini bisa memberi efek positif, “kalau kita kerja keras banget.” Tapi dia ingetin kalo industri gak berusaha, hasilnya bisa “gejolak sosial besar” yg banyak orang penting abaikan. Sudah ada tanda-tanda AI kurangi peluang kerja buat pemula.

Salah satu penerima manfaat terbesar dari revolusi AI memperingatkan bahwa teknologi ini juga bisa bikin perpecahan di masyarakat—kecuali industri kerja keras buat cegah itu.

Alex Karp, CEO perusahaan software Palantir, ditanya di CNBC tentang pengaruh AI di lapangan kerja. “Kita di dunia tech gak boleh tutup mata soal dampaknya buat orang biasa,” jawabnya.

Ini terjadi pas AI makin dipake buat tugas sehari-hari pekerja, ningkatin produktivitas. Tapi, ada juga tanda-tanda AI kurangi peluang kerja buat anak muda di level pemula yg biasanya jadi batu loncatan karir.

Palantir sendiri udah di depan dalem pake AI di tingkat perusahaan. Mereka dikenal pake platform AI di bidang pertahanan & intelijen, tapi juga berekspansi ke sektor komersil. Baru-baru ini, mereka kerja sama sama TeleTracking, penyedia platform operasi buat rumah sakit.

Karp bilang AI yg Palantir kembangkan bisa “nambah lapangan kerja di Amerika,” tapi cuma kalo “kita kerja sangat keras.” Dia tekankan, meski bisa terjadi, gak berarti bakal terjadi. Industri harus bikin itu jadi nyata.

“Kita harus berusaha, kalo enggak bakal ada gejolak sosial besar yg kayaknya banyak elite kita cuekin,” kata Karp.

Peringatan ini penting apalagi dari pemimpin di bidang AI. Tapi Karp juga udah minta sektor tech hadapi masalah yg lebih besar. Dia kritik Silicon Valley terlalu fokus ke masalah kecil dan lupa kerja sama dgn pemerintah buat isu nasional yg mendesak.

MEMBACA  2 Saham Dividen Sangat Murah untuk Dibeli Sekarang

Pemimpin lain di bidang AI juga kasih prediksi buruk soal AI dan tenaga kerja. Bulan lalu, CEO Anthropic Dario Amodei bilang AI bisa hapus sekitar 50% pekerjaan level pemula buat pekerja kantoran.

Dalam wawancara dgn Axios, dia bilang pengangguran bisa naik sampe 10-20%. Padahal laporan terakhir tunjukkan angka 4,2%.

“Banyak yg gak sadar ini bakal terjadi,” kata Amodei. “Kedengeran gila, dan orang gak percaya… Kita yg bikin teknologi ini punya kewajiban buat jujur soal apa yg bakal datang.”

CEO OpenAI Sam Altman juga bilang AI bakal kayak magang, bisa bantu temukan pengetahuan baru atau selesaikan masalah bisnis yg rumit dalam setahun ke depan.

Sementara itu, CEO Nvidia Jensen Huang bilang di konferensi Milken Institute bulan lalu, pekerja mungkin gak kehilangan pekerjaan ke AI, tapi ke “orang yg pake AI.”

Cerita ini awalnya muncul di Fortune.com.