Bagaimana menilai model AI saat dia sudah lebih baik dari manusia? Ini tantangan buat peneliti kayak Russell Wald, direktur eksekutif Stanford Institute for Human-Centered Artificial Intelligence (HAI).
"Di tahun 2024, cuma sedikit tugas dimana manusia masih lebih hebat dari AI. Bahkan di area itu, jarak kemampuan AI dan manusia makin kecil," kata Wald di Fortune Brainstorm AI Singapore. "AI sekarang melebihi manusia, jadi susah buat kita ukur performanya."
HAI setiap tahun terbitkan AI Index, laporan data lengkap tentang perkembangan AI. Wald kasih contoh dari laporan 2025, seperti:
- Model AI sekarang makin kuat
- Industri mendominasi inovasi AI
- China hampir geser Amerika
—
Saya Russell Wald, direktur eksekutif HAI. Kami adalah lembaga penelitian Stanford University yang fokus pada pengembangan AI untuk kebaikan publik.
HAI bikin AI Index, analisis data tahunan yang lacak tren riset, pengembangan, dan dampak AI di akademisi, pemerintah, dan industri.
Contoh peningkatan AI:
- 2022: Model Midjourney bikin gambar Harry Potter masih seperti kartun
- 2024: Gambarnya sudah sangat realistis, mirip aktor Daniel Radcliffe
AI sekarang lebih baik dari manusia di banyak hal, seperti:
- Pengenalan gambar
- Matematika tingkat tinggi
- Pertanyaan sains setara PhD
AI sudah dipakai sehari-hari:
- 2023: FDA Amerika setujui 223 alat medis berbasis AI (tahun 2015 cuma 6)
- Mobil self-driving seperti Waymo (AS) dan Apollo Go (China) sudah operasi di banyak kota
Penggunaan AI di bisnis naik signifikan:
- 78% perusahaan pakai AI di setidaknya satu fungsi bisnis (tahun 2023 cuma 55%)
Biaya AI turun drastis:
- Biaya inferensi model seperti GPT-3.5 turun 280x dari 2022 ke 2024
- Model open-source sekarang hampir sama bagusnya dengan model tertutup
Tapi, biaya latih tetap mahal:
- 90% model AI terbaik tahun 2024 dibuat industri (naik dari 60% di 2023)
- Akademisi kesulitan bersaing di level tertinggi
Persaingan ketat:
- Perbedaan skor model terbaik dan ke-10 turun dari 11,9% ke 5,4% dalam setahun
- Dua model teratas hanya beda 0,7%
AI makin terjangkau, tapi geopolitik makin panas:
- AS masih pemimpin AI, tapi China makin dekat
- 83% orang China lihat AI secara positif, Indonesia 80%, sedangkan AS cuma 39% Tujuanku bukan buat memperburuk ide perlombaan AI antara China dan AS, tapi untuk nunjukin perbedaan pendekatan antara pengembang model AI paling canggih.
Selama beberapa tahun terakhir, AS bergantung pada beberapa penyedia model tertutup. Sementara itu, China banyak investasi di bakat lokal dan yang lebih penting, lingkungan open-source. Kalo tren ini lanjut, dan aku muncul taun depan, dengan kecepatan ini, China bakal lewatin AS dalam hal performa model.