Kecemasan Dolar Dorong Reli Logam Mulia, Perdagangan Emas Semakin Ramai

Harga emas naik di atas $4.000 per ons. Kenaikan ini juga mempengaruhi logam mulia lainya. Ini karena ada ketakutan bahwa kebijakan ekonomi pemerintahan Trump yang tidak biasa akan melemahkan nilai mata uang AS.

Harga perak, platinum, dan palladium juga naik banyak tahun ini. Investor khawatir tentang banyak ketidakpastian politik dan ekonomi global. Usaha Presiden Trump mengubah perdagangan dunia bikin banyak orang cemas.

Yang mengejutkan, emas adalah yang performanya paling buruk di antara keempat logam mulia tahun ini, meskipun harganya sudah naik 53,8%. Platinum malah lebih baik, naik 83,6%. Perak mencapai rekor tertinggi $49,57 bulan ini. Palladium juga naik 60,5%.

Investor sekarang beli logam mulia sebagai aset yang aman. Mereka takut perubahan yang dilakukan Trump dan serangannya pada Federal Reserve akan mengurangi peran dolar AS.

Seorang analis, Taylor McKenna, memperkirakan emas masih akan naik, tapi mungkin lebih lambat. Dia bilang, “Kami masih suka emas, tapi sekarang kurang suka.”

Emas sekarang jadi aset cadangan terbesar kedua setelah dolar AS, mengalahkan euro. Laporan menunjukkan emas mencapai rekor 24% dari total aset bank sentral.

Seorang ahli strategi menulis, investor sebaiknya beli aset keras, dan untuk sekarang palladium yang paling disukai.

Analis lain bilang, kenaikan perak terkait kuat dengan rekor harga emas. “Emas punya tarikan gravitasi yang kuat pada perak,” katanya.

Analis dari Kopernik percaya platinum akan lebih baik kinerjanya. Meski harganya sudah naik, masih lebih murah dibanding emas. Ini bisa buat orang lebih tertarik investasi di tambang emas baru.

MEMBACA  Kenaikan Saham Kroger (KR) 9,8% Dipicu Prospek Pertumbuhan Penjualan yang Optimis