Pemerintah Amerika Serikat hampir mengalami _shutdown_ terpanjang dalam sejarah. Partai Republik dan Demokrat masih belum sepakat tentang anggaran negara. Sementara itu, para investor dan pembuat kebijakan seperti terbang buta karena tidak ada data pemerintah untuk menilai kondisi ekonomi.
Bank Sentral AS (The Fed) sudah mengadakan rapat suku bunga tanpa data penting. Investor juga memasuki bulan berikutnya tanpa acuan data yang jelas dan mungkin beralih ke survei swasta untuk mencari petunjuk.
Tapi, para analis memperingatkan bahwa survei swasta ini tidak boleh dianggap terlalu penting, meskipun berguna saat tidak ada informasi lain. Misalnya, survei sentimen manufaktur AS dan laporan pekerjaan ADP akan keluar minggu ini.
“Bahayanya, data ini bisa dianggap terlalu kredibel karena tidak adanya data ekonomi resmi,” kata kepala ekonom UBS, Paul Donovan. Menurutnya, tingkat respons survei yang turun dan polarisasi politik telah mengurangi keandalan data dari survei.
Sayangnya, frekuensi survei yang sudah sering membuatnya dapat perhatian lebih dari yang seharusnya. _Frequency bias_ membuat kita otomatis memperhatikan hal-hal yang kurang penting jika ditampilkan terlalu sering. Tanpa data alternatif, orang jadi tergoda untuk menggunakan angka yang tidak akurat ini karena tidak ada angka yang akurat.
Pendapat Donovan juga disampaikan oleh Jim Reid dari Deutsche Bank. Dia menulis, jika bukan karena _shutdown_, laporan pekerjaan AS untuk Oktober akan dinantikan Jumat ini. Karena data pemerintah tidak tersedia, perhatian akan tertuju pada laporan gaji swasta dari ADP hari Rabu, apalagi setelah konferensi pers Ketua The Fed Powell yang _hawkish_ minggu lalu.
Dalam rapat The Fed minggu lalu, Powell akhirnya memotong suku bunga 25 basis points seperti yang ditunggu-tunggu. Tapi dia tidak mengonfirmasi harapan Wall Street untuk pemotongan terakhir di tahun 2025 pada bulan Desember. Sebaliknya, dia tetap dengan retorika ‘tunggu dan lihat’, yang mungkin lebih cocok sekarang karena tidak ada data penting untuk membantu menentukan kebijakan moneter.
Mengenai data ADP, Deutsche memperkirakan penambahan +50.000 pekerjaan, naik dari sebelumnya -32.000, sementara konsensus berada di angka +30.000.
Para ekonom Deutsche berpendapat bahwa kenaikan dalam survei ADP akan sejalan dengan pola musiman yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Pola musiman ini mungkin telah melemahkan angka-angka sebelumnya, meskipun pembatasan imigrasi dan perekrutan yang lesu menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang rapuh.
Meskipun data yang kurang akurat bisa menyebabkan volatilitas di pasar pada minggu ini, untuk sekarang ketidaktahuan justru terasa menyenangkan. Di AS, indeks S&P 500 dan Dow Jones stabil sebelum pembukaan hari ini, meskipun indeks volatilitas VIX naik 5%, menandakan hari-hari yang bergejolak di depan.
Di Eropa, DAX Jerman naik 0,85%, FTSE 100 London stabil, dan STOXX 50 Eropa naik 0,54%. Asia juga cukup baik: Bursa Efek Shanghai naik 0,55% dan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,97%.
Berikut cuplikan pasar sebelum bel pembukaan di New York pagi ini:
* Futures S&P 500 naik 0.59%.
* STOXX Europe 600 naik 0.37%.
* FTSE 100 Inggris stabil.
* CSI 300 China naik 0.27%.
* NIFTY 50 India naik 0.16%.
* Bitcoin turun ke $107K.