Karyawan Sangat Cemas dan Stres karena Urusan Dunia, Hampir 70% Mengatakan Ini Merusak Produktivitas Kerja

Ini ada singkatan baru buat ditambahin ke kosa kata kamu: VUCA. Artinya volatility (tidak stabil), uncertainty (ketidakpastian), complexity (rumit), dan ambiguity (tidak jelas), dan ini sama dramatisnya kayak kedengarannya.

Dua ekonom nemuin istilah VUCA di akhir taun 80an dan US Army War College pake ini di awal 90an buat jelasin kondisi AS pasca Perang Dingin. Riset terbaru bilang negara ini lagi ada di era ketidakstabilan yang sama, dan ini pengaruhkin tenaga kerja. Sekitar 42% karyawan bilang stres mereka disebabkan ketakutan dan ketidakpastian di dunia, dan 68% ngalami penurunan produktivitas, menurut laporan dari perusahaan analitik meQ.

“Ini kayak nambahin beban di daftar kekhawatiran… Kita gak tau apa yang bakal terjadi. Apa bakal ada perang? Atau enggak? Bakal ada tarif atau enggak?” kata Brad Smith, kepala ilmuwan di meQ. “Semua ini bikin rasa tidak pasti jadi kuat, dan itu bikin stres.”

Dunia VUCA. Tim HR harus sadar gimana ketidakpastian dan ketidakstabilan ini pengaruhkin cara karyawan kerja, kata Smith.

“Ini bukan cuma soal orang yang jutek di kantor, atau orang yang kamu hindari karena dia selalu negatif,” kata Smith. “Ketidakpastian dan stres berpengaruh ke produktivitas, dan kami liat penurunan produktivitas 70% lebih tinggi pada orang yang stres karena ketidakpastian.”

Ada juga efek berantai di tempat kerja sejak pandemi, tambah Smith, di mana semua aspek kesejahteraan terganggu. Entah itu kesehatan mental, keterlibatan, produktivitas, work-life balance, atau peluang karir, banyak karyawan merasa perusahaan gak tepati janji.

“Mereka janji kasih kesempatan buat berkembang. Janji kasih peluang buat belajar lebih banyak tentang pekerjaan,” kata Smith. “Kalau janji itu gak dipenuhi, atasan atau perusahaan gak tepati janji, itu bikin rasa terputus jadi lebih parah.”

MEMBACA  Pertemuan U.K.-E.U.: Apa yang Harus Diketahui saat Pejabat Berkumpul untuk Membahas Pertahanan, Perdagangan, dan Lainnya

Apa yang bisa HR lakukan? Salah satu cara HR bisa bantu karyawan, kata Smith, adalah dengan latih manajer jadi pemimpin yang peduli. Ketika karyawan merasa manajer dukung kesejahteraan mereka, stres karena ketidakpastian turun 40%, menurut laporan meQ.

“Salah satu hal yang paling protektif adalah ketika ada orang yang bilang, ‘Manajer saya peduli sama saya dan perhatikan kesehatan mental tim,'” jelasnya. “Ini sangat efektif buat kurangi kecemasan, depresi… ketidakpastian, stres.”

Smith juga sarankan karyawan belajar kontrol respon mereka terhadap tantangan kerja biar bisa lebih siap hadapi emosi yang familiar. Misalnya, dia bilang reaksinya terhadap situasi kerja mungkin rasa bersalah, sementara orang lain mungkin marah.

“Kemampuan kontrol emosi sangat kuat buat ubah cara kita merasa dan kurangi rasa terputus yang mungkin kita ekspresikan,” katanya. “Kita gak boleh cuma bilang ke orang buat ‘lebih kuat aja.'”

Laporan ini awalnya diterbitin oleh HR Brew.