Jerome Powell Sebut Fed Waspada terhadap Serangan Cyber Iran: “Kami Juga Jadi Target”

The Fed was was siaga untuk serangan cyber dari Iran setelah AS mengebom tiga fasilitas nuklir di negara itu, kata Ketua Jerome Powell Selasa.

Dalam sidang kongres, Powell ditanya tentang proteksi cyber untuk institusi finansial, termasuk bank sentral.

“Kita waspada karena kita juga target,” kata Powell. “Jadi kamu benar membicarakannya. Ini masalah besar.”

Powell bilang The Fed sudah hubungi regulator lain dan agensi pemerintah yang melindungi dari serangan cyber asing. Bank sentral juga peringatkan bank-bank untuk “waspada akan hal seperti itu terjadi,” ujar Powell, merujuk pada pelanggaran keamanan cyber.

Fed punya sumber daya untuk hadapi serangan cyber, menurut Powell.

“Pemerintah umumnya banyak belanja untuk hal-hal ini,” katanya. “Tapi, kamu tidak pernah bisa tenang di area ini karena musuh terus makin pintar.”

Kekhawatiran soal serangan cyber dari Iran atau grup pendukungnya meningkat setelah serangan AS ke situs pengayaan nuklir akhir pekan lalu. Sektor bisnis dan finansial sudah diperingatkan oleh ahli dan agensi pemerintah, termasuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, bahwa Iran mungkin balas serangan udara AS dengan meretas infrastruktur digital penting.

Sampai sekarang belum ada serangan cyber sebagai balasan atas serangan akhir pekan. Tapi, Senin kemarin, Iran tembakan sejumlah misil ke pangkalan militer AS di Qatar. Sistem pertahanan AS berhasil halau misil-misil itu.

Meski tensi meningkat, AS, Iran, dan Israel terlihat mulai mereda. Selasa pagi, Presiden Donald Trump umumkan gencatan senjata antara ketiga negara untuk hentikan permusuhan lebih lanjut. Tapi presiden langsung tuduh Israel dan Iran langgar gencatan senjata tak lama setelah disepakati.

“Saya tidak senang dengan Israel,” kata Trump ke wartawan. “Juga tidak senang dengan Iran.”

MEMBACA  Tiga Saham Potensi Mekar dengan Kenaikan Potensial

Serangan cyber Iran jadi ancaman terus-menerus bagi perusahaan dan agensi pemerintah AS.

April lalu, Departemen Keuangan AS sanksi dua perusahaan Iran dan empat orang karena dituduh bekerja dengan divisi cyber Garda Revolusi Islam Iran dalam serangan phishing dan malware ke perusahaan dan entitas pemerintah AS. Departemen Kehakiman dakwa keempat orang itu. Dalam satu kasus, grup ini berhasil bobol lebih dari 200.000 akun email karyawan, menurut Departemen Kehakiman.

Serangan Iran sudah terjadi sejak beberapa pemerintahan lalu. Sejak 2016, FBI dakwa tujuh orang Iran terkait pemerintah Iran karena mencoba meretas institusi finansial dan sebuah bendungan di New York. Grup ini gunakan botnet dan kode jahat ke sekitar 50 institusi finansial antara 2011 dan 2013.