Kontrol China yang makin ketat atas mineral untuk teknologi canggih sekarang jadi ancaman ekonomi yang langsung. AS tidak siap, kata Jeremy Siegel dari Wharton.
"Skandal bahwa kita tidak punya cadangan strategis rare earth," katanya ke CNBC. Dia bilang ini kegagalan keamanan besar. "Kita biarkan China monopoli 90% pemurnian rare earth. Di mana kita selama ini?"
Siegel desak AS untuk buat cadangan rare earth, mirip dengan Cadangan Minyak Strategis. Peringatannya datang tak lama setelah Beijing umumkan kontrol ekspor baru yang ketat. Langkah ini bikin guncang industri dan pertahanan AS.
Tapi Menteri Keuangan Scott Bessent bilang Presiden Donald Trump masih akan temui Xi Jinping bulan ini. AS siap merespon "dengan cara apapun" untuk hadapi batasan ekspor China.
Bessent bilang sudah ada komunikasi antara pejabat AS dan China. Pertemuan Trump-Xi masih rencananya akan terjadi di Korsel akhir Oktober.
"Ini China versus dunia," kata Bessent. Dia memperingatkan Beijing telah "mengarahkan bazoka ke rantai pasokan dunia bebas."
Rare Earth sebagai Pengungkit
Dulu AS memimpin industri ini, tapi pemurnian pindah ke China tahun 1980-an dan 1990-an karena biaya lebih murah.
Tapi AS juga berusaha kurangi ketergantungan pada Beijing. Pentagon dan Departemen Energi danai fasilitas pemurnian baru dan kerja sama dengan pemasok lain seperti Australia.
Beijing sudah pernah gunakan dominasi mineralnya selama konflik. Tahun 2010, mereka hentikan ekspor rare earth ke Jepang. Tahun 2019, media China sebut rare earth bisa jadi "senjata balasan China."
Pengumuman China minggu lalu bikin marah pejabat AS. Trump ancam batalkan pertemuan dengan Xi dan rencanakan tarif tambahan 100% untuk barang China.
‘Dengan Cara Apapun’
Bessent bilang AS akan balas dengan kuat jika China pertahankan pembatasan mereka.
"Kami punya banyak tindakan balasan yang kuat," peringatnya. Dia sebut pengungkit seperti ekspor software semikonduktor, akses ke pasar finansial AS, dan komponen pesawat.
Dia juga bilang AS mungkin gunakan kontrol ekspor seperti yang digunakan terhadap Huawei dan chip AI China.
"Tapi kami mau lakukan apapun yang diperlukan," kata Bessent. "Seperti kata Presiden Trump, kami punya lebih banyak kartu."
Menteri Keuangan itu bilang pemerintahan ingin dapat dukungan dari Jepang, Korsel, India, Australia, dan sekutu Eropa. Banyak dari mereka juga tergantung pada mineral olahan China.
Masalah ini akan mendominasi diskusi di pertemuan IMF dan Bank Dunia minggu ini di Washington.
Siegel perkirakan dampak ekonominya akan sementara. Dia bilang S&P 500 sudah mulai pulih.