CEO Nvidia Jensen Huang minta supaya aturan ekspor teknologi AS ke China dibuat dengan hati-hati dan tidak terlalu ketat. Dia bilang teknologi ini sangat penting untuk perkembangan AI.
Dalam sebuah wawancara, Huang mengingatkan bahwa apa yang merugikan China seringkali juga bisa merugikan Amerika, bahkan terkadang lebih parah.
“Sebelum kita buat kebijakan yang menyakitkan orang lain, lebih baik kita pikirkan dulu kebijakan apa yang sebenarnya membantu Amerika,” kata Huang.
Peringatannya ini datang saat chip prosesor Nvidia jadi sangat dicari dalam persaingan AI dan juga jadi alat tawar-menawar dalam perang dagang AS-China.
Huang bilang dia ingin teknologi Amerika dipakai di seluruh dunia, tapi dia ingatkan bahwa hampir setengah dari peneliti AI di dunia ada di China.
“Menurut saya salah kalau para peneliti itu tidak bangun AI pakai teknologi Amerika,” tambahnya.
Dia bilang, menyeimbangkan antara menjaga keunggulan teknologi AS dengan akses ke pasar China butuh pendekatan yang halus, bukan cara yang ekstrem. Tapi sekarang, Nvidia sudah “100% keluar dari China.”
“Dulu market share kami 95%, sekarang jadi 0%. Saya tidak bisa bayangkan ada pembuat kebijakan yang pikir itu ide bagus, bahwa kebijakan kita menyebabkan Amerika kehilangan salah satu pasar terbesar di dunia,” ujarnya.
Dia tidak menyebut nama atau pemerintahan tertentu. Tapi pemerintahan Biden menerapkan aturan tahun 2022 untuk batasi ekspor chip AI paling canggih Nvidia ke China, yang membuat perusahaan ini harus desain prosesor baru yang sesuai aturan.
Lalu di bulan Agustus, pemerintahan kasih izin ekspor untuk beberapa chip Nvidia dan AMD ke China sebagai gantinya 15% dari pendapatannya.
Tapi, regulator China dilaporkan sudah bilang ke perusahaan teknologi dalam negeri untuk jangan beli chip Nvidia yang didesain khusus itu.
Sementara itu, Beijing batasi ekspor rare earth, bahan penting untuk banyak teknologi canggih, mirip dengan cara AS batasi ekspor chip AI.
Itu membuat Presiden Donald Trump beri tarif tambahan 100% pada barang-barang dari China. Pejabat dari kedua pihak akan lanjutkan pembicaraan minggu ini.
Untuk saat ini, Huang bilang ke Citadel bahwa semua perkiraan keuangan Nvidia berasumsi China tidak termasuk dalam perhitungan.
“Kalau ada sesuatu yang terjadi di China, yang saya harap akan terjadi, itu akan jadi bonus,” katanya. “Tapi itu pasar yang besar. China adalah pasar komputer terbesar kedua di dunia. Ekosistemnya sangat hidup. Menurut saya salah kalau Amerika tidak ikut serta. Jadi semoga kita bisa terus menjelaskan dan memberi informasi dan berharap ada perubahan kebijakan.”