Irlandia Masuk Daftar Negara yang Diawasi AS atas Manipulasi Mata Uang, Bersama China dan Vietnam

AS menambahkan Irlandia ke daftar negara yang diawasi karena surplus perdagangan besar dan terus tumbuh, yang bikin Presiden Donald Trump kesel.

Sebagai bagian dari laporan setengah tahunan Departemen Keuangan AS tentang kebijakan makroekonomi dan nilai tukar mitra dagang utamanya, Irlandia dan Swiss dimasukkan ke “Daftar Pantau” yang terdiri dari sembilan negara. Kebijakan makroekonomi atau praktik mata uang negara-negara ini “perlu diperhatikan dengan seksama.”

Negara lain dalam daftar pantau AS adalah Cina, Jepang, Singapura, Vietnam, Taiwan, Korea Selatan, dan Jerman.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent bilang, sesuai kebijakan “America First” Trump, AS akan awasi dan ambil tindakan terhadap manipulasi mata uang. Mereka juga terus pantau kebijakan makroekonomi mitra dagang yang bisa sebabkan ketidakseimbangan atau keuntungan tidak adil.

Daftar pantau ini mulai dibuat di era Presiden Obama tahun 2016 untuk identifikasi mitra dagang yang dapat untung dari praktik tidak adil. Tahun 2019, AS resmi sebut Cina sebagai manipulator mata uang, walau ini lebih simbolis. Langkah ini memungkinkan Menteri Keuangan saat itu, Steve Mnuchin, untuk lobi IMF agar hentikan manipulasi tersebut.

Tapi kali ini, AS tahan diri dan tidak labeli Cina sebagai manipulator mata uang. Pemerintahan Trump sedang dalam negosiasi tegang dengan Cina untuk hindari tarif impor besar-besaran yang sekarang ditunda.

Irlandia pernah masuk daftar ini tahun 2019 dan 2021, dan terus keluar-masuk seiring pertumbuhan ekonomi eksternalnya.

Tahun lalu, Irlandia catat surplus perdagangan rekornya dengan AS sebesar €50,1 miliar ($57,3 miliar). Ekspor barang ke AS senilai €72,6 miliar ($83 miliar) didorong oleh farmasi, yang banyak diproduksi perusahaan AS yang punya pabrik di Irlandia. Obat Zepbound dari Eli Lilly dan Viagra Pfizer sebagian besar dibuat di Cork lalu dikirim ke AS.

MEMBACA  Sang Pelopor Visibilitas Pengiriman Berikan "Kekuatan Super" untuk Pengusaha Truk Kecil

Irlandia tarik perusahaan multinasional AS dengan insentif pajak, dan dapat keuntungan dari investasi infrastruktur dan talenta. Selain farmasi, Irlandia juga sukses ajak raksasa tech seperti Google, Meta, dan Apple buat kantor pusat Eropa mereka di sana.

Globalisasi ini bikin Trump kesel. Bulan Maret, dia mengeluh ke Perdana Menteri Irlandia Michael Martin soal banyaknya perusahaan AS yang buka basis di sana.

Dalam laporannya, AS bilang penurunan nilai tukar beberapa bulan terakhir bisa memperburuk defisit dengan Irlandia, Taiwan, dan Korea. Jerman juga masuk daftar karena surplus perdagangannya yang besar dengan AS.

Tanggal 5 April, Trump keluarkan tarif “balasan” berdasarkan neraca perdagangan AS. Surplus besar Irlandia seharusnya kena tarif tinggi, tapi karena anggota Uni Eropa, mereka dapat tarif kolektif 20% yang lebih ringan. Tarif ini, seperti yang ke Cina, sekarang ditunda 90 hari untuk negosiasi.

Perwakilan Departemen Perusahaan, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan Irlandia belum beri tanggapan saat artikel ini ditulis.

Artikel ini pertama kali terbit di Fortune.com