Investor Aktivis Menargetkan CEO Perempuan — dan Itu Merugikan Dunia Bisnis Amerika

Selamat pagi. Laporan kinerja triwulan Victoria’s Secret yang bagus minggu lalu menaikkan sahamnya 14%. Ini mungkin memberi ruang bernapas bagi CEO-nya, Hillary Super, dari tekanan investor aktivis. Investor itu mendesak perusahaan, antara lain, untuk menilai apakah CEO yang sudah menjabat 16 bulan itu mampu memulihkan perusahaan.

Namun, kisah Super mengingatkan kita bahwa CEO perempuan masih lebih sering jadi sasaran investor aktivis dibanding CEO laki-laki.

Menurut laporan Conference Board, CEO perempuan di indeks Russell 3000 hanya 8%, tapi menjadi target 15% kampanye aktivis yang fokus pada CEO. Contoh lainnya: Julie Masino dari Cracker Barrel yang selamat dari kampanye aktivis, dan Kirsten Lynch dari Vail Resorts yang tidak.

Laporan ini menyoroti tren yang sudah lama dan sulit diubah. Sejak 2015, banyak yang mempertanyakan apakah investor aktivis lebih menargetkan CEO perempuan. Penelitian Harvard Law School tahun 2017 menemukan, kemungkinan CEO perempuan jadi target hampir 50% lebih tinggi daripada pria.

Mengapa? Salah satu teorinya adalah stereotip bahwa perempuan lebih kooperatif. Bisa juga karena fenomena "glass cliff", di mana perempuan sering memimpin perusahaan yang sedang menurun. Tapi, pasti ada bias juga. Riset menunjukkan, CEO perempuan yang ditarget aktivis punya risiko yang sama untuk dipecat, baik perusahaannya membaik atau tidak. Sementara CEO pria lebih kecil risikonya jika hasil membaik.

Banyak CEO perempuan terkemuka pernah berurusan dengan aktivis, seperti Indra Nooyi (PepsiCo), Marissa Mayer (Yahoo), dan Mary Barra (GM). Michelle Gass, CEO Levi’s sekarang, pernah menghadapi tiga kampanye aktivis sekaligus saat memimpin Kohl’s.

Memang, setiap CEO harus bertanggung jawab jika perusahaannya bermasalah. Tapi, halangan ekstra untuk CEO perempuan ini merugikan. Kampanye aktivis bisa merusak perusahaan dan reputasi CEO. Apakah ini membuat dewan direksi enggan memilih CEO perempuan untuk menghindari aktivis? Atau membuat perempuan enggan menjadi CEO?

MEMBACA  Pasar Saham Dow, S&P 500, dan Nasdaq turun saat investor menunggu data inflasi kunci

Bagaimanapun, fenomena ini bisa membuat Amerika kehilangan banyak talenta yang dibutuhkan. —Phil Wahba

Berita Teratas

  • Pengawasan The Fed: Rapat The Fed hari ini jadi sorotan, meski pemotongan suku bunga hampir pasti. Investor lebih fokus pada nada bicara Ketua Jerome Powell.
  • Calon Ketua The Fed: Presiden Donald Trump sudah mempersempit kandidat pengganti Powell. Calon terkuat adalah Kevin Hassett, tapi dia masih harus bersaing dengan tiga kandidat lain.
  • Tur ‘Keterjangkauan’ Trump: Dalam pidato pertamanya tentang "keterjangkauan", Trump mengejek istilah itu dan menyatakan ekonomi AS baik-baik saja. Inflasi AS sebenarnya masih sekitar 3%.
  • Pemilihan Walikota Miami: Eileen Higgins, dari Partai Demokrat, mengalahkan kandidat pilihan Trump dalam pilwalkot Miami. Kampanyenya fokus pada perumahan terjangkau.
  • Aksi Taiwan untuk Chip: Taiwan menggunakan hukum keamanan nasional untuk melindungi rahasia dagang pembuat chip TSMC. Sebuah perusahaan pemasok TSMC didakwa karena membocorkan detail chip canggih.
  • PHK Capai 1,1 Juta: Firma rekrutmen Challenger menghitung jumlah PHK tahun ini mencapai 1,1 juta. Sektor teknologi yang paling terpukul dengan 150.000 PHK.
  • Peringatan Ekonom Moody’s: Ekonom Moody’s Mark Zandi menyatakan banyak warga AS sudah hidup di "tepi finansial". Penurunan belanja mereka bisa picu resesi.
  • Kekhawatiran Sam Altman: CEO OpenAI Sam Altman mengaku khawatir dengan "laju perubahan dunia saat ini". Dia berharap pekerjaan yang lebih baik akan muncul.

    Pasar

    Futures S&P 500 naik 0,05% pagi ini. STOXX Europe 600 turun 0,19%. FTSE 100 Inggris naik 0,14%. Nikkei 225 Jepang turun 0,1%. Indeks CSI 300 China turun 0,14%. KOSPI Korea Selatan turun 0,21%. NIFTY 50 India turun 0,32%. Bitcoin naik ke $93K.

    Berita Lainnya

  • Kontrak baru tunjukkan Palantir sedang buat platform tech untuk lembaga federal lain yang bekerja dengan ICE.
  • Jamie Dimon ajak Jeff Bezos, Michael Dell, dan CEO Ford Jim Farley untuk memberi saran pada inisiatif keamanan nasional JPMorgan senilai $1,5 triliun.
  • Paket bantuan $12 miliar Trump untuk petani disebut hanya seperti "plester untuk luka yang lebih besar".
  • CEO Exelon: "Lampu peringatan sudah menyala" untuk ketahanan grid listrik AS dan harga utilitas karena lonjakan permintaan AI.

    CEO Daily disusun dan diedit oleh Joey Abrams, Claire Zillman, dan Lee Clifford.

MEMBACA  ABN Amro setuju untuk melakukan kesepakatan senilai €672 juta dengan Fosun dari China untuk bank swasta Jerman.