Daerah-daerah di India mulai kurangi insentif untuk proyek energi terbarukan. Sebaliknya, mereka menandatangani kontrak jangka panjang untuk beli lebih banyak listrik dari pembangkit batubara.
Menurut sebuah grup penelitian, pemerintah negara bagian Uttar Pradesh dan Assam sudah mengajukan penawaran untuk dapatkan sekitar 7 GW listrik dari batubara. Listrik ini akan dikirim dalam tahun-tahun mendatang. Sebuah agensi pemeringkat kredit di India bilang, ini terjadi setelah lebih dari 17 GW kapasitas batubara dikontrak dalam setahun terakhir. Jumlah ini adalah yang terbesar dalam beberapa tahun belakangan.
Para analis energi bilang, kebutuhan listrik India meningkat karena ekonominya tumbuh, permintaan AC lebih tinggi, dan industri yang semakin listrik. Selain itu, lebih banyak orang sekarang dapat akses listrik. Hal ini berarti batubara akan tetap memainkan peran penting. Ini juga karena pembangunan teknologi bersih, seperti baterai, lebih lambat. Diperlukan juga pembangkit listrik yang stabil untuk mengimbangi energi terbarukan.
Perkiraan pemerintah menunjukkan India berencana tingkatkan kapasitas batubara sebesar 46% dalam dekade berikutnya. Dari 210 GW sekarang menjadi 307 GW pada tahun 2035. Targetnya adalah tambah setidaknya 80 GW pembangkit batubara baru pada 2032. India juga punya tujuan untuk menghasilkan 500 GW dari energi terbarukan dan sumber non-bahan bakar fosil lain pada 2030.
Pada Agustus tahun ini, negara bagian Madhya Pradesh umumkan kontrak senilai $3,7 miliar untuk dua proyek batubara baru. Torrent Power berencana bangun pembangkit batubara berteknologi ultra-supercritical berkapasitas 1,6 GW. Sementara Adani Power akan bangun fasilitas batubara 800 MW. Proyek Torrent, senilai $2,5 miliar, termasuk perjanjian jual beli listrik selama 25 tahun. Perusahaan tersebut akan jual listriknya ke MP Power dengan tarif tetap. Kontraknya mengharuskan pembangkitnya beroperasi dalam waktu 72 bulan. Fasilitas Adani Power dikabarkan membutuhkan investasi $1,2 miliar. Perusahaan itu juga sedang kembangkan pembangkit listrik batubara 2,4 GW di Bihar. Fasilitas senilai $3 miliar itu diharapkan mulai beroperasi sebagian pada 2029.