Saham AS melonjak pada hari Jumat setelah ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan sinyal kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan September dalam pidatonya yang ditunggu-tunggu di Jackson Hole.
Indeks Dow Jones Industrial Average (^DJI) naik 800 poin atau 1,9% dan menutup di rekor baru. Sementara itu, S&P 500 (^GSPC) naik sekitar 1,5%, dan Nasdaq Composite (^IXIC) yang banyak berisi saham teknologi juga naik 1,9%. Kenaikan ini terjadi setelah seminggu yang kurang bagus untuk pasar, dimana saham-saham teknologi turun karena ada keraguan tentang perdagangan AI.
Ketua Fed Powell mengatakan bank sentral mungkin akan menurunkan suku bunga pada September. Dia bilang dalam pidatonya bahwa pandangan dasar dan perubahan risiko mungkin membutuhkan penyesuaian kebijakan mereka. Dia juga menyebutkan bahwa tekanan inflasi dari tarif sekarang sudah terlihat jelas.
Komentarnya ini mengubah ekspektasi pasar tentang pemotongan suku bunga, yang sebelumnya sudah mulai berkurang setelah laporan pekerjaan yang lemah. Trader sekarang memprediksi kemungkinan 91,5% untuk pemotongan suku bunga di September, naik dari 70% di pagi hari dan 85% seminggu yang lalu.
Hasil Treasury untuk 10 tahun (^TNX) dan 30 tahun (^TYX) turun setelah pidato Powell. Bitcoin (BTC-USD) dan cryptocurrency lainnya juga naik, dengan ethereum (ETH-USD) jadi yang paling naik.
Gedung Putih memperhatikan pidato Powell dengan seksama karena Presiden Trump terus mendorong Fed dan Powell untuk menurunkan suku bunga. Trump bahkan menambah tekanan dengan meminta pengunduran diri gubernur Fed Lisa Cook karena tuduhan penipuan hipotek. Trump bilang dia akan “memecat” Cook jika tidak mengundurkan diri, padahal secara hukum presiden tidak bisa mudah memecat gubernur Fed.
Di sisi pendapatan, saham Zoom (ZM) naik setelah melaporkan dorongan dari AI, dan Ross Stores (ROST) melonjak karena pembeli mencari diskon. Sementara itu, saham Intuit (INTU) dan Workday (WDAY) justru turun.
Saham Intel (INTC) naik 5% setelah Presiden Trump mengatakan pemerintah akan mengambil 10% saham di perusahaan chip yang sedang bermasalah itu, dan menyebutnya sebagai “kesepakatan yang bagus”.