Berdasarkan data dari Descartes Global Shipping Report, impor kontainer Amerika Serikat pada bulan September 2025 turun 8,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi karena ketidakpastian dari masalah tarif yang berlanjut dan penutupan pemerintah AS yang masih berlangsung.
Pada bulan itu, volume impor kontainer AS mencapai 2,307,933 unit setara dua puluh kaki (TEU). Meskipun ada penurunan ini, Descartes mencatat bahwa volume untuk sembilan bulan pertama tahun 2025 masih 1,9% lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. Ini menunjukkan permintaan yang tetap ada walaupun tidak stabil.
Impor dari China juga mengalami penurunan yang signifikan, yaitu sebanyak 762,772 TEU. Angka ini menunjukkan penurunan 12,3% dibandingkan bulan Agustus dan penurunan 22,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Data ini mengkonfirmasi bahwa hampir semua kategori impor utama dari China mencatat penurunan dua digit, termasuk aluminium, mainan dan barang olahraga, sepatu, mesin listrik, dan pakaian.
Pelabuhan-pelabuhan utama di AS menangani volume yang lebih rendah di September, dengan penurunan keseluruhan 7,9% dari Agustus. Pelabuhan seperti Long Beach, Baltimore, Savannah, dan New York/New Jersey mengalami penurunan paling tajam. Tacoma adalah satu-satunya pintu gerbang besar yang mencatat kenaikan dari bulan sebelumnya.
Total impor kontainer AS dari sepuluh negara asal utama turun 9,4% dari Agustus dan 12% dari tahun sebelumnya. Meskipun China menyumbang bagian terbesar dari penurunan ini, laporan itu menyoroti bahwa Indonesia, Thailand, Vietnam, dan India justru meningkatkan volume impor mereka dari tahun sebelumnya.
Penundaan transit di pelabuhan menunjukkan hasil yang beragam di bulan September. Laporan itu tidak menemukan bukti kemacetan yang meluas di pelabuhan-pelabuhan utama AS.
Laporan itu juga mengatakan bahwa penutupan pemerintah AS yang berlanjut telah menunda data ekonomi federal penting dan menyebabkan perlambatan dalam proses perizinan. Hal ini bisa menimbulkan “risiko penundaan pengiriman untuk barang-barang yang diatur” dan dapat mempengaruhi perencanaan rantai pasok.
Gencatan senjata tarif AS-China masih berlaku sampai 10 November 2025, yang membatasi bea masuk untuk barang China di sekitar 30%. Namun, tarif timbal balik untuk lebih dari 60 negara masih berlaku, yang mempertahankan risiko bagi importir.
Laporan itu menyimpulkan bahwa ketidakpastian seputar tarif, gangguan yang terus-menerus di jalur pelayaran global, dan proses perizinan yang tertunda kemungkinan akan membuat tingkat risiko bagi importir AS tetap tinggi hingga kuartal terakhir tahun 2025.