Oleh Rashika Singh
(Reuters) – Saham Intel naik sangat tinggi, sampai 7.8%, di perdagangan pagi Jumat. Harganya mencapai level tertinggi dalam 18 bulan. Ini karena investor mendukung langkah CEO Lip-Bu Tan yang memotong biaya dengan agresif. Langkah ini membantu perusahaan chip ini melebihi perkiraan laba kuartalan dan dapat stabilitas kembali.
Hasil ini adalah titik balik untuk Intel, yang sebelumnya kesulitan bersaing karena kompetisi yang ketat dan masalah produksi.
Setelah tahun 2024 yang sulit dimana mereka mengalami rugi tahunan pertama dalam hampir 40 tahun, perusahaan sekarang fokus pada investasi strategis dan disiplin operasional untuk bangkitkan kepercayaan investor.
MEREDAM GELOMBANG
Intel juga dapat dukungan dari investasi miliaran dolar dari Nvidia dan SoftBank Jepang, serta suntikan dana dari pemerintah AS. Ini memberikan bantuan keuangan sementara mereka coba tumbuh lagi.
Investasi-investasi ini, bersama usaha perbaikan Tan, telah memberikan harapan untuk sahamnya. Saham Intel sudah naik lebih dari 90% di tahun 2025, mengalahkan para pemimpin chip AI seperti Nvidia dan AMD.
"Intel sudah berubah arah dan sedang meredam gelombang," kata Ben Bajarin, CEO Creative Strategies. "Ini seperti persiapan yang kuat untuk tahun 2026."
Saham Intel terakhir naik hampir 2% dalam perdagangan pagi.
USAHA PERBAIKAN BELUM SELESAI
Intel mengatakan permintaan untuk chip mereka lebih besar dari persediaan, khususnya di pusat data dimana operator sedang meningkatkan CPU untuk mendukung pekerjaan AI.
Namun, kepala keuangan Dave Zinsner mengingatkan bahwa hasil untuk proses manufaktur 18A mereka yang canggih masih akan di bawah standar industri dan belum akan capai level yang "acceptable" sampai tahun 2027.
Tan juga telah jual sebagian besar saham di Altera dan ubah strategi modal Intel untuk lebih bergantung pada komitmen eksternal. Ini dilakukan setelah ada kritik terhadap pendahulunya yang boros. Dia juga mengurangi ambisi manufaktur Intel dan memotong lebih dari 20% tenaga kerja.
"Kami paham ada keinginan untuk menyatakan kemenangan untuk perusahaan yang bermasalah ini, tapi pertarungan ini belum selesai; mungkin lebih baik disebut seri untuk saat ini," kata analis di Bernstein.