Saham Disney ketinggalan dari pasar saham dari awal tahun sampai sekarang. Harganya mulai tahun di $111 dan naik sedikit jadi $113 per lembar. Jumlah pelanggan layanan streaming-nya terus tumbuh dengan baik. Disney melaporkan 180,7 juta langganan Disney+ dan Hulu di Q2 FY25, yang artinya naik 2,5 juta dari Q1 FY25.
Tapi, pendapatan dari jaringan TV turun 13% dibanding tahun lalu, dan itu mewakili lebih dari 10% dari total pendapatan Disney. ESPN juga punya hasil operasi yang lebih rendah. Taman hiburan Disney tetap jadi daya tarik besar, dengan pendapatan naik 9%.
Hasil-hasil ini memberikan gambaran yang beragam untuk saham yang harganya cukup datar sepanjang tahun ini. Harganya juga turun dalam lima tahun terakhir, tapi penting untuk menilai saham berdasarkan potensinya di masa depan. Banyak analis sudah bagi pendapat mereka tentang saham Disney dan kemana arahnya.
Kebanyakan analis Wall Street positif pada Disney. Saham ini punya rating “Beli” dan harga target rata-rata $130,73 per lembar, yang artinya bisa naik 16% dari harga sekarang. Target harga terbaru juga positif, dengan tiga rating paling baru rata-rata $130,33.
Analis Needham, Laura Martin, ulangi rating “Beli”-nya untuk Disney di September dengan target harga $125. Dia percaya pendapatan Disney akan tetap naik tahun depan. Analis Rosenblatt, Barton Crockett, juga positif, kasih rating “Beli” di Agustus dengan target harga $141.
Baru-baru ini, Wells Fargo kasih catatan positif ke investor dengan target harga $159. Mereka bilang aset Disney tumbuh dan matang, bikin perkiraan laba per saham lebih bisa diprediksi.
Disney terima banyak rating “Beli” dan sangat sedikit rating “Tahan”. Meski beberapa bagian bisnisnya menciut, Disney catatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih. Pertumbuhan ini terjadi saat Disney tiba-tiba diperdagangkan pada rasio P/E 18. Rasio P/E-nya lebih menarik dari lebih dari separuh saham media lainnya.