Harga minyak WTI jatuh dibawah $60 per barel untuk pertama kalinya sejak bulan Mei. Pada hari Jumat, 10 Oktober, harganya tutup di $58.90 per barel, turun 4.24%. Minyak Brent, patokan internasional, juga turun 3.82% ke $62.73 per barel.
Penurunan ini disebabkan oleh dua berita buruk. Pertama, kemajuan kesepakatan gencatan senjata Israel-Gaza menghilangkan premi risiko geopolitik yang sebelumnya mendukung harga. Kedua, ketegangan dagang AS-China yang meningkat membuat takut akan perang dagang global yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia dan mengurangi permintaan minyak.
Jumat, 10 Oktober 2025
Kesepakatan gencatan senjata Israel-Gaza yang relatif sukses telah menurunkan premi risiko geopolitik. Harga minyak Brent turun dibawah $64 per barel. Eskalasi ketegangan AS-China juga tidak memberi dampak positif buat minyak, dan semua tanda menunjuk ke dampak pada perdagangan global di tahun 2026.
Perak Ikuti Jejak Emas
Harga perak melonjak ke rekor tertinggi baru, $49.55 per ons. Investor membeli logam ini sebagai tempat aman, didukung juga oleh pembelian bank sentral dan permintaan dari industri energi terbarukan.
Perjuangan untuk MEG Energy Masuk Tahap Akhir
Perusahaan minyak Kanada, Cenovus Energy, menaikkan tawarannya untuk membeli MEG Energy menjadi $6.2 miliar. Mereka bilang ini tawaran terakhir untuk mengalahkan tawaran dari Strathcona Resources.
Brazil Temukan Ladang Minyak Baru
Perusahaan minyak negara Brazil, Petrobras, melaporkan penemuan minyak lepas pantai baru di Blok Agua Marinha. Penemuan ini dilakukan bersama dengan TotalEnergies, Petronas, dan QatarEnergy.
Meksika Beri Kontrol Pasar Penuh ke Pemex
Pemerintah Meksiko menghapus semua aturan yang membatasi aktivitas Pemex di pasar energi negara itu. Ini termasuk aturan untuk menerbitkan harga jual bahan bakar dan menggunakan kontrak standar.
Trinidad Dapat Izin untuk Ladang Gas Penting
Pemerintahan Trump memberikan izin selama 6 bulan ke Trinidad dan Tobago untuk mengembangkan ladang gas Dragon, yang sebagian besarnya ada di perairan Venezuela. Operator proyeknya, Shell, berencana memproduksi gas pada akhir 2026.
Chevron Incar Terobosan di Suriname
Perusahaan minyak AS, Chevron, akan mulai mengebor sumur eksplorasi di Blok 5 Suriname pada akhir Oktober. Ini menambah portofolio proyek negara itu.
BP Menang Lawan Venture Global
Saham Venture Global, pengembang LNG AS, turun 15% setelah pengadilan arbitrase menemukan mereka melanggar kewajibannya kepada BP karena gagal mengirimkan gas.
AS Beri Sanksi Baru ke Iran
Departemen Keuangan AS memberi sanksi ke lebih dari 100 individu dan perusahaan karena diduga membeli minyak mentah dan produk minyak dari Iran.
Aramco Suntik Modal ke Kilangnya
Saudi Aramco membeli saham Sumitomo sebesar 22.5% di kilang Petrorabigh dengan harga $702 juta untuk membantu kilang yang sedang bermasalah itu.
Beijing Umumkan Pembatasan Baru untuk Rare Earth
Kementerian Perdagangan China menambah lima elemen baru ke dalam daftar kontrol ekspor rare earth, karena ketegangan meningkat sebelum pertemuan puncak Trump-Xi.
Biaya Pelabuhan yang Melonjak akan Ubah Ekspor Dunia
Sebagai balasan atas biaya pelabuhan AS yang mulai berlaku 14 Oktober, pihak berwenang China juga memberlakukan biaya serupa untuk kapal yang dibangun dan dioperasikan AS.
Ekspor Minyak Mentah Saudi Tertekan Harga
Ekspor minyak mentah Saudi ke China diperkirakan turun karena pembeli China hanya memesan dalam jumlah tertentu, meski Aramco menjaga harga formula.
Indonesia Percaya pada Minyak Sawit
Indonesia bersiap untuk menerapkan mandatori pencampuran biodiesel B50 secara nasional pada paruh kedua 2026. Tujuannya untuk menghilangkan impor solar dan memproduksi 50% bahan bakar dari minyak sawit.
Oleh Tom Kool untuk Oilprice.com