Harga Minyak Mentah Menguat Didorong Melemahnya Dolar dan Permintaan China yang Kuat

Harga minyak mentah dan bensin pada hari Jumat lalu hasilnya beragam.

Minyak mentah jenis WTI untuk bulan Desember naik sedikit, sementara bensin jenis RBOB turun. Harga minyak dapat dukungan karena nilai mata uang Dolar AS melemah. Permintaan minyak dari China juga kuat, impor mereka naik lebih dari 3% dari Januari hingga Oktober.

Namun, ada juga kekhawatiran tentang ekonomi. Kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah dalam hampir 3,5 tahun. Selain itu, Arab Saudi menurunkan harga minyak utamanya untuk pasar Asia ke level terendah dalam 11 bulan, ini menunjukkan permintaan energi yang lemah.

Selain itu, ada laporan bahwa militer AS mungkin akan melakukan serangan ke Venezuela, yang merupakan produsen minyak terbesar ke-12 di dunia.

Kelompok OPEC+ dalam rapatnya mengumumkan akan menaikkan produksi untuk bulan Desember, tetapi akan berhenti menaikkan produksi pada awal tahun 2026 karena diperkirakan akan ada kelebihan pasokan minyak global.

Ekspor minyak dari Rusia berkurang karena banyak kilang minyak mereka diserang oleh Ukraine, yang mengurangi kapasitas penyulingan Rusia. Sanksi dari AS dan Uni Eropa juga membatasi ekspor minyak Rusia.

Data dari Amerika menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah, bensin, dan distillate di AS semuanya lebih rendah dari rata-rata 5 tahun. Produksi minyak AS sendiri justru naik ke rekor tertinggi yang baru.

Jumlah rig minyak aktif di AS tetap tidak berubah minggu lalu, meski jumlah ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan 2,5 tahun yang lalu.

Penulis, Rich Asplund, tidak memiliki posisi dalam efek yang disebutkan di artikel ini. Semua informasi ini hanya untuk tujuan informasional. Artikel ini pertama kali diterbitkan di Barchart.com.

MEMBACA  Dua cetakan inflasi yang kuat baru saja membuat jalur pemangkasan suku bunga Fed tahun 2025 menjadi lebih 'kabur'