Jumlah minyak yang sedang dalam perjalanan di laut terus naik ke level tertinggi dalam beberapa tahun. Ini karena pasokan bertambah dari negara-negara OPEC+ dan juga bukan OPEC+. Banyak juga kapal yang sekarang melakukan perjalanan jauh dari Samudra Atlantik ke Pasifik karena untungnya lumayan.
Penumpukan pasokan yang besar ini bantu turunkan harga minyak. Harga minyak WTI turun jadi $56.84 (-1.22%) dan minyak Brent turun jadi $60.55 (-1.26%).
Data dari perusahaan analisa Vortexa yang dikutip Bloomberg menunjukkan, sebanyak 1.24 miliar barel minyak mentah dan kondensat sedang dalam perjalanan dengan tanker pada minggu sampai 17 Oktober.
Jumlah minyak yang sedang dalam perjalanan naik dari perkiraan 1.22 miliar barel di minggu sebelumnya. Angka ini tidak termasuk minyak yang disimpan di kapal yang tidak bergerak setidaknya 7 hari.
Level minyak dalam perjalanan tertinggi sejak perang harga Arab Saudi dan Rusia di awal pandemi tahun 2020 ini terus bertambah. Penyebabnya adalah lonjakan ekspor dari OPEC+ dan juga naiknya pasokan dari Amerika, terutama Amerika Serikat, Guyana, dan Brazil.
Salah satu sebabnya adalah perjalanan kapal yang lebih panjang dari Amerika Selatan dan Utara ke kawasan Pasifik. Hal ini dipicu oleh menyempitnya selisih harga Brent-Dubai di akhir Agustus dan awal September, kata analis pasar Vortexa, Xavier Tang, awal bulan ini.
Meskipun ekspor minyak mentah dan kondensat dari OPEC-8 relatif stabil dari Februari sampai Agustus tahun ini, pengurangan pemotongan produksi OPEC+ mulai terlihat di September. Volume ekspor mereka melonjak ke level tertinggi dalam 29 bulan, yaitu 22 juta barel per hari.
Kenaikan ekspor OPEC-8 ini mungkin bagian dari usaha mengganti ekspor yang rendah di Agustus dan juga kenaikan musiman di kuartal empat tahun ini.
Pasokan dari AS, Guyana, dan Brazil juga naik karena ketiga negara ini menaikkan produksi dan ekspornya. Rata-rata produksi minyak AS naik ke 13.636 juta barel per hari minggu lalu, titik tertinggi yang pernah ada.
Di Amerika Selatan, proyek-proyek baru lepas pantai Guyana juga meningkatkan pasokan dari Guyana.
Kenaikan pasokan global dan periode permintaan musiman yang lebih lemah diperkirakan akan menciptakan kelebihan pasokan yang besar di pasar nanti di akhir tahun ini dan awal tahun depan. Beberapa analis memperkirakan ini bisa jatuhkan harga minyak sampai $50 per barel, apalagi kalau kekhawatiran geopolitik mereda.